Anggota DPRD Kota Semarang Soroti Peran Masyarakat Kelola Sampah

SEMARANG [Berlianmedia]- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengurangan sampah serta potensi ekonomi dari pengolahan sampah organik.

Hal itu dikatakan anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Irwan Leokita W Kusuma dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pengelolaan Sampah dan Sosialisasi Pembayaran Retribusi Kebersihan Non-Tunai” yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, di Kelurahan Peterongan, Selasa (15/4).

“Sampah, khususnya yang organik, jika dikelola dengan baik bisa menjadi sumber penghasilan baru. Kita perlu mengubah cara pandang bahwa sampah bukan hanya limbah, tapi juga sumber daya,” ujar Irwan Leokita

Anggota Komisi C Nunung Sriyanto menambahkan, DPRD memiliki tanggung jawab untuk mendorong penyelesaian persoalan sampah melalui sinergi lintas sektor. Sementara itu, Wachid Nurmantyo menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebagai langkah konkret menuju lingkungan berkelanjutan.

FGD tersebut, merupakan salah satu langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam mengurangi beban sampah harian yang mencapai 1.200 ton.

Anggota DPRD Kota Semarang menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengurangan sampah serta potensi ekonomi dari pengolahan sampah organik, di FGD DLH Kota Semarang, Selasa (15/4). Foto : Absa

Sebanyak 50 peserta dari berbagai unsur masyarakat seperti PKK, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan pengelola bank sampah dari sejumlah kelurahan di Semarang Selatan mengikuti kegiatan ini.

Usai pelaksanaan FGD, peserta mengikuti pelatihan pembuatan eco-enzyme—larutan fermentasi limbah organik yang berguna sebagai pembersih alami dan pupuk— serta pelatihan budidaya maggot (larva BSF), yang efektif menguraikan sampah organik dan bernilai ekonomis sebagai pakan ternak.

Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir kesadaran dan partisipasi aktif warga dalam pengelolaan sampah, sekaligus membuka peluang ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.

 

 

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *