LDK Muhammadiyah dan Arus Baru Dakwah Komunitas Oleh: Dr AM Jumai,SE.MM
Oleh: Dr AM Jumai,SE.MM
SEMARANG[Berlianmedia] – Lokakarya Nasional yang digelar oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi momentum penting bagi seluruh jaringan LDK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia untuk memperkuat sinergi dan menyamakan arah dakwah di tengah perubahan sosial yang kian cepat.
Bagi LDK PWM Jawa Tengah, keikutsertaan dalam forum ini bukan sekadar memenuhi undangan resmi, melainkan wujud kesungguhan untuk memperkuat dakwah berbasis komunitas yang humanis, kontekstual, dan berakar pada nilai-nilai keumatan. Dua perwakilan utamanya, Dr. H. AM. Jumai, SE., MM. (Ketua LDK PWM Jawa Tengah) dan M. Yasykur Hisam (Wakil Sekretaris dan Ahli IT), berangkat dengan semangat kolaboratif membawa gagasan serta pengalaman lapangan dari berbagai basis dakwah di Jawa Tengah.
Berangkat dari Semarang pada Jumat malam, 10 Oktober 2025, rombongan menempuh perjalanan panjang menuju Jakarta. Di dalam kereta ekonomi, obrolan ringan, tawa kecil, dan secangkir kopi menemani malam yang dingin. Meski sederhana, perjalanan ini penuh makna mengingatkan bahwa dakwah sejati memang lahir dari kesederhanaan dan semangat pengabdian, bukan dari kemewahan.
Tiba di Jakarta pagi hari, peserta langsung menuju Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya No. 62, dan beristirahat sejenak di Masjid At-Tanwir. Tidak semua peserta luar daerah mendapatkan penginapan nyaman tetapi di sanalah semangat persaudaraan dan kesahajaan justru tumbuh kuat.
Lokakarya resmi dibuka pukul 09.40 WIB oleh Wakil Ketua MPR RI, Edi Suparno, disertai sambutan Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muhammad Arifin. Dalam sambutannya, Arifin menegaskan bahwa LDK adalah garda depan dakwah sosial Muhammadiyah, yang berperan menembus ruang-ruang kehidupan masyarakat dari komunitas digital, pekerja lapangan, pecandu narkoba, hingga warga marjinal.
Setiap peserta dibagi dalam kelompok tematik. LDK PWM Jawa Tengah berperan aktif dalam kelompok pembinaan komunitas marginal, sementara peserta lain dari Jawa Tengah ikut dalam kelompok dakwah digital. Diskusi berjalan hangat dan produktif, memunculkan berbagai strategi dakwah komunitas yang adaptif terhadap tantangan zaman.
Kehadiran Irjen Zaenal Mutakin dari BNN RI menambah bobot forum. Beliau menyoroti bahaya laten narkoba dan mengajak ormas Islam, termasuk Muhammadiyah, untuk menjadi benteng moral masyarakat. Dalam sesi ini, penulis menyampaikan pandangan bahwa dakwah perlu hadir bukan hanya dalam bentuk ceramah, tetapi juga aksi sosial dan advokasi kebijakan publik terutama dalam isu penyelamatan generasi muda dari jerat narkoba.
Kegiatan ditutup dengan tausiyah dari KH. Saad Ibrahim, yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas LDK wilayah dalam memperkuat dakwah komunitas. Dakwah bukan sekadar ceramah di mimbar, melainkan gerakan hidup yang menembus batas sosial dan geografis umat.
Perjalanan pulang ke Semarang pada malam hari menjadi ruang refleksi tersendiri. Dalam diam kereta malam, terbayang wajah-wajah pejuang dakwah di berbagai daerah mereka yang bekerja tanpa pamrih di komunitas nelayan, sopir, buruh, mahasiswa, hingga komunitas motor. Semua bergerak dalam satu ruh: menebar Islam rahmatan lil ‘alamin di setiap denyut kehidupan.
Dakwah komunitas yang digagas Muhammadiyah sejatinya merupakan bentuk “arus baru dakwah”. Dakwah yang tidak hanya menyentuh sisi ritual, tetapi juga menyapa manusia dalam konteks sosialnya. Dakwah yang hadir di “dunia gelap” tempat banyak orang kehilangan arah, sekaligus di “dunia gemerlap” yang kerap melupakan makna hidup.
Inilah dakwah yang menembus batas, yang memerlukan empati sosial, kecerdasan digital, dan kemampuan membangun jejaring lintas sektor. Dakwah yang tidak menghakimi, tetapi merangkul; tidak eksklusif, tetapi inklusif.
Sebagai tindak lanjut, LDK PP Muhammadiyah akan meluncurkan program BikersMu pada 19 Oktober 2025 gerakan dakwah kreatif di kalangan komunitas motor. Program ini menjadi simbol nyata bahwa dakwah bisa hadir di mana saja: di jalanan, di komunitas hobi, dan di ruang-ruang sosial yang sebelumnya tak terjamah.
Muhammadiyah melalui LDK sedang menapaki jalan panjang dakwah berbasis komunitas dakwah yang hidup, membumi, dan mencerahkan.
Karena di setiap denyut kehidupan, selalu ada ruang untuk amar ma’ruf nahi munkar yang penuh hikmah dan kasih sayang.








