Bupati Kudus, Perlu Dibentuk Komunitas Anak Berkebutuhan Khusus
KUDUS[Berlianmedia] – Bupati Kudus Hartopo menindaklanjuti laporan masyarakat tentang warganya yang kurang mampu dan butuh bantuan, dengan mendatangi rumah Edi Susanto, di Desa Loram Kulon RT 02/01 Jati.
Dia juga meminta Dinsos P3AP2KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, untuk segera menindaklanjuti terkait bantuan yang harus diberikan pada keluarga Edi Susanto, sehingga, keluhan yang ada dapat dimonitoring untuk mendapatkan bantuan dari Pemkab Kudus.
“Sudah saya komunikasikan dengan Dinsos dan DKK untuk menindaklanjuti, agar diusulkan pengalihan BPJS mandiri ke PBI APBD, dan masuk dalam DTKS,” ujarnya, Sabtu (3/9).
Diketahui, Edi memiliki seorang balita Farisa Shidqia Ramadhani (4), yang merupakan penderita down syndrome, dengan penyakit jantung bawaan, hipotiroid, serta keterlambatan pertumbuhan.
Untuk itu, Hartopo menyarankan, perlunya membentuk suatu komunitas untuk anak berkebutuhan khusus, agar pihaknya mudah untuk monitoring, serta menindaklanjuti jika ada suatu permasalahan.
Dia menambahkan, pentingnya kepedulian dan perhatian terhadap masyarakat, ketika ada suatu keluhan ataupun permasalahan yang terjadi.
“Sudah menjadi kewajiban kita untuk saling tolong menolong dengan sesama,” tuturnya.
Dia berharap, bantuan yang diberikan Pemkab Kudus dapat bermanfaat dan dapat meringankan beban keluarga Edi Susanto, selaku orang tua anak berkebutuhan khusus tersebut.
Sementara itu Edi Susanto, orang tua dari Farisa menuturkan, selama ini telah rutin melakukan pengobatan untuk mengupayakan kesembuhan buah hatinya. Tak jarang dia harus ke rumah sakit yang ada di Semarang untuk tes laboratorium.
“Anak saya aktif, hanya perkembangan IQ-nya yang lamban, anak empat tahun tapi seperti anak satu tahun. Selama ini harus rutin terapi down syndrome di RSUD Loekmono Hadi. Tiga bulan sekali kontrol ke Semarang untuk penyembuhan kelenjar tiroid sama cek laborat,” ujarnya.
Meski demikian, dia bersyukur, karena resep obat-obatan sudah tersedia di Kudus, sehingga tak perlu mencari hingga keluar daerah.
“Alhamdulillah obatnya sudah tersedia di daerah (Kudus), cuma kontrolnya memang harus ke Semarang,” tuturnya.
Ungkapan terima kasih pun diberikan oleh Edi, terhadap kepedulian dan perhatian Pemkab Kudus.
“Sebelumnya menggunakan BPJS mandiri, tapi sekarang sudah diambil alih oleh pemerintah daerah, alhamdulillah,” ujarnya.