SEMARANG [ Berlianmedia ] – Yayasan Argadia Citra Indonesia bekerja sama dengan Disporapar Provinsi Jawa Tengah menggelar Pemilihan Putri Citra Indonesia Ke -38 Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2024 yang berlangsung di ruang Adesy lantai 15 Hotel MG Sitos Kota Semarang, Minggu malam ( 20/10 ).
Pemilihan Putri Citra Indonesia ke 38 Diikuti 33 peserta yang terdiri 3 kategori yaitu kelompok anak anak, kelompok Pra Remaja dan kelompok remaja.
Ketua Yayasan Argadia Citra Indonesia, Hesti Budi Harjono menuturkan maksud dan tujuan diselenggarakannya Pemilihan Putri Citra Indonesia tingkat Provinsi Jawa Tengah adalah untuk mencerdaskan sekaligus melestarikan budaya trasisional bangsa Indonesia.
” Selain itu untuk menanamkan rasa kebanggaan terhadap nilai nilai luhur dalam tata busana yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia,” tuturnya.
Selain untuk menggalakkan pemakaian produk dalam negeri dengan menampilkan busana tradisional jawa tengah juga untuk mensukseskan kunjungan wisata di jawa tengah.
Sementara itu Pembina Yayasan Argadia Citra Indonesia AS Sukawijaya mengatakan Kegiatan ini di gelar untuk melestarikan budaya tradisional bangsa dan juga itu untuk menanamkan rasa kebanggaan terhadap nilai nilai luhur dalam tata busana yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
Selain itu untuk menggalakkan pemakaian produk dalam negeri dengan menampilkan busana tradisional Indonesia serta untuk meningkatkan kunjungan wisata,” ucapnya
Kami berpesan bahwa event ini tingkatnya Provinsi, untuk itu para peserta harus semangat dan sungguh sungguh dalam berkompetisi apapun hasilnya kegiatan akan berguna bagi para peserta. suatu hari nanti pasti akan bermanfaat Oleh karena itu semuanya harus tetap semangat, kuat dan apapun hasilnya nanti,” ujar Yoyok sapaan akrab AS Sukawijaya.
Insya Allah adik adik semua calon Putri Indonesia kedepan,” tegasnya
Pada kesempatan sama Pj Gubernur Jawa Tengah yang diwakili, Kepala Disdikbud Provinsi Jawa tengah, Uswatun Khasanah, dalam sambutannya, Mengapresiasi kegiatan ini, tidak saja adu cantik dan pintar, tetapi juga sebagai sarana pelestarian, pengembangan budaya jawa.
Selain itu, untuk menanamkan rasa bangga generasi muda terhadap nilai nilai luhur tata busana dan tata rias yang mencerminkan kepribadian jawa.
Kebanggan tersebut merupakan tameng yang ampuh untuk membentengi diri dan pengaruh budaya barat yang tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat jawa,” ucap Uswatun
Menurutnya hal ini penting mengingat saat ini banyak anak anak kita yang mulai banyak terpengaruh oleh budaya negara lain sehingga melupakan adat warisan leluhur negara sendiri.
Padahal tidak dihayati dan diterapkan secara benar. Adat budaya ketimuran ini dinilai tinggi bahkan banyak bangsa bangsa lain yang ingin belajar tentang adat dan budaya Indonesia termasuk budaya jawa,” katanya
Uswatun menilai jika orang lain saja kagum mengapa kita justru meninggalkanya, lalu siapa yang akan nguri nguri budaya jawa kalau tidak kita sendiri sebagai orang jawa.
Masyarakat jawa sangat dikenal menjunjung tinggi etika dan sopan santun dalam pergaulan baik dalam berbusana bertutur kata maupun tindakan.
Ini tercermin dalam falsafah jawa ” Ajining rogo ono ning busono, Ajining diri ononing lati ” , Falsafah ini mencerminkan kalau ingin dihargai berbusanalah yang baik dan bertutur kata yang sopan,” ujar Uswatun
Berbusana yang baik lanjutnya adalah yang umpan papan sesuai situasi dan kondisi dimana kita berada dalam berbusana harus dipahami kita dalam posisi apa dan kondisi yang bagaimana untuk kepentingan apa.
Semua itu ada kaidah dan normanya disesuaikan dengan adat dan tradisi kita sebagai masyarakat jawa,” ujar Uswatun
Usai acara, dewan juri yang terdiri dari Hesti Budi Harjono (Ketua), Dr Eko Suseno,SE.MM (anggota) dan Bayu Ramli (anggota) menetapkan :
