DPRD Jateng Berikan Perhatian Serius Persusuan di Jawa Tengah

SEMARANG [Berlianmedia]- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah memberikan perhatian serius terhadap dunia persusuan, paska aksi protes dari para peternak dan pengepul susu sapi di Boyolali, karena adanya pembatasan kuota dari Industri Pengolahan Susu (IPS) beberapa waktu yang lalu, tentu menjadi keprihatinan kita bersama.

Penyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Jateng Mohammad Saleh, usai Dialog Prime Topic dengan tema Menggairahkan Kembali Peternak Susu, yang di gelar di Soul Cafe, Jalan Durian, Banyumanik, Kota Semarang, Jum’at (22/11).

“Jadi kami dari DPRD tentu sangat perhatian dengan kondisi persusuan di Jawa Tengah, apalagi gerakan membuang (mandi susu) 200 liter di Boyolali itukan kita melihat ada sesuatu yang perlu kita perbaiki ke depannya, karena kita akan menghadapi program pemerintah makan siang bergizi dan minum susu gratis. Tentu tingkat kebutuhan susu yang luar biasa,” jelasnya.

Dengan kebutuhan susu yang luar biasa untuk menopang program Presiden Prabowo, lanjut Mohammad Saleh, diharapkan tidak hanya susu yang diimport, tapi sapi-sapi perah penghasil susu yang diberikan kepada para peternak sapi.

“Kita berharap, yang import bukan susunya tapi sapinya yang diimport. Untuk bisa menghasilkan susu sendiri di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Tapi distribusi sapi jangan hanya kepada Investor, harus kepada kelompok peternak agar bisa memelihara sapi dan bisa bermitra dengan IPS,” harap politikus dari Partai Golkar tersebut.

Harapan import sapi perah tersebut, menurut Ignasius Haryanta Nugraha, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, sudah diprogramkan oleh pemerintah pusat membuka ruang investasi untuk peternakan sapi perah selama 5 tahun dengan mendatangkan 1,3 juta ekor sapi secara bertahap, dimulai pada tahun 2025 mendatang sebanyak 200 ribu sapi.

“Jadi yang diimport untuk minum susu gratis itu bukan susunya lagi nanti, makanya yang diimport sapi perahnya sampai harapan nanti 5 tahun ke depan, di tahun 2029 dapat memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. Impornya sapi perah mulai tahun 2025, kalau ga salah tahun 2025 sebanyak 200 ribu dulu secara bertahap, kemudian 300 ribu, 100 ribu dan 400 ribu seperti itu,” paparnya.

Sementara Agus Purwoko Jati, Direkturnya Cimory Dairyland Kabupaten Semarang, dalam dialog tersebut menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan susu yang diolah perusahaannya, pihaknya mampu menampung sebanyak 70 ribu liter per hari, yang dipasok dari beberapa peternak sapi perah di Jawa Tengah.

Ignasius Haryanta Nugraha, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Foto : Absa

“Jumlah kuota yang diserap dari peternak oleh Cimory sebenarnya berapapun, asal sesuai dengan
dibutuhkan Cimory sebenarnya berapapun, tidak dibatasi, asallan sesuai dengan kualitas yang telah di tetapkan. Untuk Jawa Tengah sendiri kami menyerap 70 ribu liter, dari Boyolali 40 ribu, lalu ada dua Koperasi lagi, Koperasi KN Nusantara 20 ribu dan 10 ribu dari Pesat Purwokerto,” jelasnya.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *