Banyumas Siap Terapkan Digitalisasi Administrasi Pada 2024

BANYUMAS[Berlianmedia] – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas 2024 siap memanfaatkan big data dan menerapkannya dalam penyelenggaraan pemerintahan berbasis digital, termasuk pada administrasi perkantoran.

Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengatakan big data dapat menjadi salah satu metode analisis yang strategis dalam pengambilan kebijakan baru di Indonesia.

“Pengelolaan sistem pemerintahan ini akan jadul tanpa big data. Oleh karena itu, saya harap di Banyumas sendiri akan ada perubahan pada tahun depan, seperti administrasi perkantoran sudah tidak lagi manual,” ujarnya pada seminar nasional dengan tema Big Data Strategies for Goverment, Society and Policy Makers, di Java Heritage Hotel, Banyumas, Rabu (27/9).

Hanung menambahkan, selain big data, pemerintah juga bisa memanfaatkan kecerdasan buatan alias artificial intelligent (AI), untuk mendukung rencana dan pelaksanaan kebijakan dengan lebih efektif. Ia pun mendorong jajarannya untuk menerapkan program Kota Pintar alias Smart City.

“Smart city harus kita kejar karena smart city di Banyumas nantinya akan menghasilkan layanan mudah di segala sektor,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan menuturkan, pemanfaatan big data yang efektif dapat menghasilkan pengambilan kebijakan yang lebih baik.

“Dengan memahami big data maka pengambilan keputusan yang dihasilkan akan lebih pas. Tata kelola pemerintahan dan layanan publik menjadi lebih baik,” ujarnya

Big data, tutur Dadang, merupakan konsep pengelompokan dan pengumpulan data dalam skala besar yang terdiri dari berbagai macam data, meliputi data  terstruktur, semi terstruktur, dan data tidak terstruktur.

Data terstruktur merupakan jenis data dengan format tetap yang tersimpan dalam satu platform, seperti data gaji karyawan dan transaksi keuangan yang dibuat dan tersimpan pada microsoft excell atau platform sejenis.

Data semi terstruktur merupakan jenis data dengan format tetap, namun memerlukan platform khusus untuk membukanya, seperti data log file. Sementara data tidak terstruktur banyak ditemukan di media sosial, seperti aktivitas like, komen, dan sebagainya.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *