Pelayanan Akademik Terganggu Ratusan Mahasiswa UMK Unjuk Rasa Tuntut Reformasi LSI
KUDUS [Berlianmedia]– Ratusan mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Bergerak Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar aksi unjuk rasa dengan isu sistem informasi pembelajaran yang sulit diakses.
Dalam salah satu poin tuntutannya, mereka menginginkan mendapat hak dan kewajiban untuk memperoleh kesejahteraan, berbagai perwakilan mahasiswa telah melakukan berbagai audiensi dengan pihak kampus, namun tidak menemukan titik terang.
Dari pantauan wartawan di lapangan, kurang lebih 300 mahasiswa mulai berkumpul pukul 13.30 WIB di area kampus pada Jumat (15/11). Mereka berkumpul di depan gedung perpustakaan dan memulai orasi.
Pembakaran ban juga dilakukan mahasiswa dan menggembok dengan rantai ruangan Lembaga Sistem Informasi (LSI) dan dilanjutkan ke gedung rektorat untuk berupaya menemui rektor UMK.
Puluhan mahasiswi juga terlihat ikut demonstrasi dengan membawa lembaran kertas bertuliskan sindiran kepada pihak kampus seperti ‘drama Korea tidak seasik drama di UMK’, ‘website lemah’, ‘manis saja soal sistem’, dan masih banyak lagi.
Aksi bakar ban terus dilakukan dan menutupi patung ikonik UMK di halaman dengan kain hitam dan boneka jalangkung yang ditempelkan pada poster bergambar rektor UMK, Prof. Dr. Ir. Darsono.
Kemarahan mahasiswa memuncak usai ban yang dibakar dipadamkan dengan APAR oleh pihak keamanan kampus. Tak berselang lama kemarahan mereka menurun dan beralih untuk duduk bersama mengajukan tuntutan mereka.
Koordinator aksi Khilmi Yahya mengatakan, pihaknya menuntut agar pimpinan UMK segera mereformasi LSI maksimal 3×24 jam serta segera mengambil tindakan solusi atas erornya server UMK maksimal 1×24 jam.
“Server UMK sudah bermasalah sejak 2021 lalu. Hal ini membuat mahasiswa dirugikan karena layanan akademik terganggu seperti entry nilai hingga e learning yang tidak bisa diakses,”katanya.
Pihaknya menegaskan, apabila masalah server ini tidak segera diatasi, mahasiswa mengancam akan memboikot pembayaran UKT secara massif.
“Kami sangat kecewa, percuma bayar UKT mahal tapi pelayanan terhadap pada mahasiswa buruk,” ungkapnya.
Selain itu, mahasiswa juga menyebut bahwa rektor sudah menjanjikan akan menemui massa saat aksi demonstran dilakukan, namun kenyataannya rektor tidak dilokasi kejadian.
“Kemarin saya bertemu rektor dan menyampaikan surat pemberitahuan aksi dan rektor secara jelas dengan saksi teman-teman akan menemui, tapi nyatanya saat hari H rektor menghilang dan kabur, itulah tanda pengecutan dan tidak peduli terhadap mahasiswa,” tegasnya.
Setelah membacakan tuntutannya tersebut dan dimediasi oleh Wakil Rektor III, Sugeng Slamet, mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tertib pada sore hari.
Usai aksi, Warek III Sugeng memberi keterangan, bahwa pihaknya menghargai dan merespon dengan baik masukan mahasiswa, terkait dengan tuntutan mereka, Ia merespon dengan adanya kendala yang dialami oleh UMK saat ini berkaitan dengan sistem.
“Ini bukan kendala dari tim kami, namun servernya memang sedang ada pembersihan dan pembenahan total, karena ada berbagai faktor kendala yang salah satunya judi online,” sebutnya.
“Kami juga punya hampir 14.000 mahasiswa yang pada saat KRS, registrasi sebelumnya, juga terkendala karena kondisi sistem kita yang belum sepenuhnya normal, kami mengakui hal itu dan akan menggelar rapat untuk segera menyelesaikan masalah,” lanjutnya.
Terkait rektor yang tidak dapat menemui, pihaknya menegaskan bahwa rektor pada saat bersamaan terdapat tugas ke luar kota.
“Saya ditugasi pak rektor untuk menemui mahasiswa, bukannya beliau tidak mau menemui namun memang sedang tidak di sini,” tandasnya.