Nikmatnya Tengkleng Makanan Khas Solo

Sidang Komisi Kode Etik Polri atau KKEP memutuskan Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Ferdy Sambo terbukti melanggar kode etik Polri. Kepala Badan Intelkam Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Ahmad Dofiri yang membacakan putusan menyebutkan Ferdy Sambo diberhentikan tidak dengan hormat dari institusi Polri.

Itulah berita terhangat, dini hari, Jumat 26 Agustus 2022.

Sambil “menyeruputttt” kuah Tengkleng yang sangat nikmat, hangat-hangat, pedas-pedas enak, dengan dengan aroma yang khas.

Tengkleng merupakan kuliner khas Solo yang terbuat dari olahan tulang kambing dan sapi. Jika anda mampir ke Solo, jangan sampai kelewatan untuk mencicipi kuliner berkuah yang satu ini.

Tengkleng itu apa sih?

Menurut wikipedia, tengkleng (ejaan bahasa Jawa thengklèng) adalah masakan sejenis sup dengan bahan utama tulang kambing. Sejarahnya tengkleng, menurut para tetua di kota Solo, bermula dari kenyataan bahwa daging kambing hanya disajikan untuk para bangsawan dan orang-orang Belanda.

Tengkleng Solo terbuat dari apa?

Tengkleng merupakan masakan khas Jawa yang terbuat dari daging kambing.

Apa bedanya tongseng dan tengkleng?

Tengkleng hanya berisi tulang dan jeroan kambing dengan kuah yang encer. Sementara perbedaan yang cukup kentara dengan tongseng adalah tambahan sayurannya. Tongseng memiliki tambahan sayuran berupa kol dan tomat. Biasanya tongseng dijual bersamaan dengan sate kambing.

Apa perbedaan gulai dengan tengkleng?

Tengkleng umumnya menggunakan bagian iga dan kaki kambing. Sementara gulai, menggunakan potongan daging sapi maupun kambing, bukan bagian jeroan. Selain itu, tengkleng menggunakan sedikit santan. Sementara, gulai lebih kaya santan.

Tengkleng kambing itu bagian apa?

Tengkleng menggunakan bagian tulang kambing. Tulang yang biasa digunakan adalah tulang kaki. Selain tulang, tengkleng juga biasanya berisi organ seperti hati, babat, dan otak. Sementara tongseng juga menggunakan daging yang masih melekat pada tulang.

Tengkleng (ejaan bahasa Jawa thengklèng,  adalah masakan sejenis sup dengan bahan utama tulang kambing. Sejarah tengkleng konon menurut para tetua di kota Solo hanya para bangsawan dan orang-orang Belanda saja yang bisa menikmati masakan daging kambing.

Hanya kepala, kaki, dan tulang saja yang tersisa untuk pekerja dan tukang masak. Para juru masak pada waktu itu tak kurang akal, maka dimasaklah tulang-tulang itu yang tentunya masih menempel sedikit daging. Masakan ini berasal dari Solo. Bentuk fisik dari tengkleng hampir mirip dengan gulai kambing, tetapi kuahnya lebih encer ada juga tengkleng dengan sedikit kuah.

Sejarah Tengkleng Solo, disebut kuliner legendaris untuk rakyat jelata. Ini dia hidangan untuk rakyat jelata, yaitu tengkleng kuliner legendaris khas Solo. Tapi kok bisa ya, kuliner selezat ini untuk rakyat jelata?. Mari kita cari tahu bagaimana sejarah tengkleng.

Sejarah Tengkleng Solo

Konon, pada awalnya tidak semua orang bisa menikmati lezatnya daging kambing, hanya mereka kaum bangsawan dan petinggi Belanda saja yang terbiasa menikmati aneka olahan daging kambing. Disebut hidangan rakyat jelata, penyebabnya karena para bangsawan dimasa penjajahan Belanda hanya menyantap daging untuk diolah menjadi gulai.

Jadi, para pelayannya hanya kebagian tulangnya, jeroan, kaki, sampai kepala kambing. Kemudian para pelayan memasak aneka bagian kambing kecuali daging, dengan aneka rempah-rempah Nusantara, rasanya jelas lezat banget. Kuahnya tidak begitu kental, tapi terasa banget gurihnya yang berasal dari rebusan tulang kambing. Kemudian tengkleng dikenal sebagai kuliner khas solo. Yang mengangkat derajat Tengkleng selanjutnya, justru sekarang diminati dari berbagai kalangan bahkan lebih ke kalangan atas.

Sambil tetap “menghisap” tulang kaki kambing, diskusi kembali, dimana Sambo banding.

Selain diberhentikan tidak dengan hormat dari institusi Polri, juga dijatuhkan sanksi etika, yaitu pelanggaran etika dan perbuatan tercela. Konsekuensinya, sanksi administratif yaitu penempatan khusus selama 21 hari.

Setelah pembacaan Sidang Komisi Kode Etik Polri atau KKEP, Ferdy Sambo menyatakan banding dan permintaan maafnya kepada institusi Polri.

“Saya ingin menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf yang mendalam atas dampak yang muncul secara langsung pada jabatan yang senior dan rekan-rekan jalankan dalam institusi Polri atas perbuatan saya,” kata Ferdy Sambo.

Nasi telah jadi bubur, tidak mungkin nasi jadi Tengkleng.

Salam dari Semarang, salam Tengkleng dari Solo.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *