Melihat Lebih Dekat Program Kementan Tanam Tebu dan Kedelai
KUDUS(Berlianmedia) – Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah menargetkan swasembada kedelai pada 2026. Sejak 25 tahun lalu, Indonesia sangat bergantung pada kedelai impor.
Di sisi lain, Kementan juga mengambil langkah antisipasi untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan gula nasional. Melalui kegiatan olah tanah, tanam dan panen tebu menjadi strategi utama yang disiapkan Kementan dalam Mewujudkan Swasembada Gula Tahun 2024
Kini, Kementan terus berupaya untuk meningkatkan produksi kedelai nasional guna mengurangi Impor dan mendorong Kemandirian Pangan.
Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan telah melakukan Pencangan dan Penandatanganan MoU Gerakan Tanam Tebu dan Kedelai (BULE), di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, belum lama ini.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian Yuris Tiyanto mengatakan bahwa komoditas tebu dan kedelai mendapatkan bantuan pemerintah.
Dengan harapan bahwa petani tebu itu bisa mendapatkan hasil yang bagus, dan kemudian sebelum tebu panen, bisa mendapatkan penghasilan dari menanam kedelai.
Menurut dia, ini adalah kolaborasi yang sangat bagus yang di harapkan kedepan menjadi percontohan untuk wilayah lain khususnya petani melakukan tehnik cara seperti ini.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa kita harus menanam komoditas strategis dan di lakukan secara bersama-sama antara Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah demi mencapai tujuan swasembada kedelai. Selain di Kudus, kita akan kembangkan di seluruh Jawa yang merupakan sentra tebu, kedua komoditas ini komoditas strategis dan dua-duanya memang impornya cukup besar, oleh karena itu dengan berkolaborasi, kita bisa mengurangi impor baik gula maupun kedelai, dan kita bisa menghemat devisa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Sebagai informasi dukungan anggaran APBN untuk pengembangan kedelai nasional pada Tahun 2022 seluas 352 ribu ha dimana bantuan untuk Provinsi Jawa Tengah seluas 62.685 ha (12.685 ha reguler dan 50.000 ha ABT), sementara Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi ABT seluas 700 ha.
Perkembangan kegiatan ABT di Provinsi Jawa Tengah perlu dilakukan akselerasi, dari target 50.000 ha baru terkumpul CPCL seluas 18.673 ha (37%), begitu juga dengan Kabupaten Kudus dengan target 700 ha belum ada pengajuan untuk ABT Kedelai.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto menyampaikan terima kasih atas
terpilihnya Kabupaten Kudus sebagai pilot project pengembangan penanaman sistem BULE.
Untuk persiapan penanaman kedelai di Desa Gondangmanis seluas 16 ha, sedangkan untuk tebu 27 ha, total penanaman kedelai untuk seluruh lahan tebu di sini sekitar 100 ha.
“Saya ucapkan terimakasih atas kepercayaan yang di berikan saya berharap bahwa nanti akan tumbuh dan berkembang, sesuai dengan doa dari teman-teman semua, sehingga nanti kedepannya kudus akan semakin berkembang. Tadi kami sampaikan bahwa, kami akan bergerak terus dan tentunya kami tegak lurus dengan Pemerintah Pusat, apapun kegiatan kami siap mem backup salah satunya adalah pengembangan komoditas kedelai di lahan tebu,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengapresisasi kegiatan ini, ia berharap kegiatan semacam ini dapat di masifkan ke semua daerah di indonesia. Guna mendukung peningkatan produksi komoditas strategis.
“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di tengah Krisis Pangan Dunia Kita harus mendorong peningkatan komoditas pangan strategis sebagai upaya mengamankan kebutuhan pangan nasional,” terang dia.