Genjot Produksi, Learning Center Bawang Putih Diresmikan

TEGAL[Berlianmedia] – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Leraning Center Bawang Putih di Tegal harus menjadi pusat pembelajaran yang dinamis bagi masayarakat untuk merekayasa kembali bangkitnya sentra bawang merah dan bawang putih.

“Saya minta Learning Center ini tidak menjadi ruang mati, yang statis, melainkan dijadikan  ruang yang dinamis, untuk pelatihan dan hasilnya bisa diunggah serta bisa diakses banyak orang. Nantinya akan benar-benar menjadi tempat belajar tidak hanya yang di Kabupaten Tegal tetapi bagi siapa pun yang mau,” tuturnya seusai panen bawang putih bersama petani dan peresmian Learning Center Bawang Putih di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jumat (12/8).

Dia menambahkan, Learning Center merupakan hasil kolaborasi Bank Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), serta pemerintah daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Selanjutnya kita tunggu kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah, sehingga ada penugasan untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan bawang putih dalam negeri. Saat ini produksi bawang putih baru mencapai 20% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga impor masih sangat tinggi atau sekitar 80% kebutuhan masyarakat.

“Terima kasih BI dan IPB telah memfasilitasi. Tadi benih-benihnya sudah kelihatan betul bahwa ini sudah diuji coba dan hasilnya sudah kelihatan. Harapan kita capaian atau target yang diinginkan tadi bisa ya, mendekati kebutuhan masyarakat, hingga 50% lah, dibanding saat ini yang baru mencukupi 20% kebutuhan nasional, masih terlalu kecil,” ujarnya.

Keberadaan learning center bawang putih di Kabupaten Tegal merupakan bagian dari perintah Presiden Joko Widodo untuk menjaga ketahanan pangan dan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. Untuk gerakan nasional pengendalian inflasi, pemerintah pusat fokus pada bantuan benih cabai. Sementara untuk daerah Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Tegal dan Temanggung juga ditambah dengan bantuan benih bawang putih.

“Ini ada bawang putih, nasionalnya cabai, dan kita akan  coba berdayakan nanti ke rumah tangga-rumah tangga untuk menanam sehingga menjadi aksi nyata yang massal. Kami terima kasih berkat kolaborasinya BI, IPB, kabupaten/kota serta Kementerian. Tinggal genjot. Tempatnya dipilih, kasih penugasan di sana agar terukur. Terakhir kita pikirkan off taker-nya agar petaninya tersenyum,” tutur Ganjar.

Mengenai off taker, dia berharap dapat memakai kekuatan-kekuatan instansi dari pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD seperti yang dilakukan selama ini oleh Pemprov Jawa Tengah dengan menjadi off taker sejumlah komoditas untuk menstabilkan harga.

“Bisa ditiru itu gerakan ASN Pemprov Jawa Tengah yang membeli produk petani saat harga jual di pasaran turun,” ujarnya.

Hadir dalam panen tersebut Deputi Gubernur BI Aida S Budiman, Rektor IPB Arif Satria, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra.

Menurut Aida S Budiman, angka inflasi di Indonesia cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir yang bersumber salah satunya dari komoditas pangan atau holtikultura. Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ini merupakan perintah dari Presiden untuk menjaga inflasi di Indonesia. Gerakan ini dimulai dari Pulau Jawa bulan ini. Berikutnya akan dilakukan di Sumatra, Sulawesi dan Papua, Kalimantan, dan terakhir di Bali-Nusa Tenggara.

“Inflasi kita yang hampir mencapai lima persen itu, 11,47 persennya dari pangan. Jadi seperti kata Pak Gubernur Ganjar, ini masalah perutnya bangsa makanya kita perlu menjaga,” ujarnya.

Sementara Rahmat Dwi Saputra menambahkan, hari ini juga diberikan bantuan berupa 17.845 benih cabai. Bantuan itu diberikan kepada kelompok wanita tani, subsistem, pesantren, dan kelompok tani di Jawa Tengah agar ditanam di pekarangan dan lahan masing-masing.

“Cabai merah ada di Blora dan Pati, bawang merah di Brebes dan Demak serta bawang putih di Tegal dan Temanggung,” tuturnya.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *