Ganjar Dorong Penataan Kelembagaan Penyiaran Lokal
BOYOLALI[Berlianmedia] – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong adanya penataan kelembagaan dan komitmen dari kepala daerah untuk pengembangan lembaga penyiaran lokal, baik radio maupun televisi, di Indonesia.
Hal itu mengingat pentingnya peran lembaga penyiaran publik lokal (LPPL) sebagai media penyebaran informasi di seluruh daerah, termasuk di wilayah perbatasan negara.
“Hari ini coba kita gerakkan. Sebagai Ketua Umum Persada.ID, saya mendorong untuk yuk kita tata. Sekarang problemnya apa. Satu, ada soal kelembagaan penyiaran lokal, ada radio dan televisi. Kelembagaan bini tidak terlalu fit karena proses perizinannya lama. Dua, komitmen Kepala Daerah. Mau tidak membantu radio ini,” ujarnya seusai mengikuti acara Tumpengan Nasional dan Sarasehan Menjaga Indonesia di LPPL Merapi FM Boyolali, Rabu (31/8).
Acara itu diselenggarakan oleh Persada.ID secara virtual dan diikuti oleh radio lokal atau daerah dan penyiaran publik lokal di seluruh daerah di Indonesia termasuk radio daerah di sejumlah wilayah perbatasan. Sejumlah bupati diketahui juga hadir dalam acara tersebut seperti dari Mappi Papua, Kupang, dan Entikong.
“Tadi kita tes di beberapa bupati ternyata mendukung, salah satunya (Penjabat) Bupati Mappi, Papua, Michael Gomar. Dukungan bagus banget,” tutur Ganjar yang juga menjabat Ketua Umum Persada.id.
Menurutnya, selain dua persoalan itu masih ada hal yang juga harus diselesaikan yaitu bagaimana membuat lembaga penyiaran lokal menjadi menarik dan tidak kaku. Ketidakkakuan itu tentunya terkait dengan kritik terhadap pemerintah yang ada di radio dan televisi daerah.
“Saya tanya ke salah satu bupati, kalau di radio itu ada kritik untuk pemerintah dipecat tidak, dimarahi tidak. Nah komitmen ini kita bangun dulu,” ujarnya.
Ganjar menyampaikan dari seluruh yang hadir dalam acara Tumpengan Nasional itu semuanya menyadari pentingnya informasi dari radio/televisi lokal. Itu juga masih ditambah dengan informasi dari radio komunitas atau radio jejaring yang memiliki kontribusi bagus.
“Bisa bicara prestasi, informasi, dan kearifan lokal yang bisa diceritakan atau sharing session di antara radio seluruh Indonesia. Kalau itu bisa berjalan rasanya penyebaran informasi akan bagus,” tuturnya.
Khusus untuk radio, tutur Ganjar, saat ini tidak cukup hanya siaran audio saja. Dunia saat ini sudah menuntut adanya siaran multi platform. Hal inilah yang harus disiapkan mulai dari sekarang. Bahkan sejumlah daerah sudah meminta agar ada pelatihan untuk peningkatan kapasitas, menjadi penyiar yang baik, hingga membuat konten dan isu-isu menarik.
“Insya Allah akan kami tindak lanjut bulan depan, kita mau rapat kerja untuk menyiapkan program-program itu. Mudah-mudahan nanti Pak Menkominfo juga bisa hadir sehingga kita bisa mendapatkan briefing dari beliau agar kita bisa fit dan informasi tersebar dengan baik,” ujar Ganjar.
Dia berharap ada kerja sama antara lembaga penyiaran lokal, radio jaringan atau komunitas, dan Radio Republik Indonesia (RRI). Kolaborasi dari tiga lembaga itu diharapkan dapat meningkatkan persebaran informasi yang akurat.
“Dirut RRI tadi juga oke, kita bisa kerja sama. Jadi kalau radio jaringan/komunitas, LPPL, dan RRI bekerja sama pasti akan bagus. Kalau bisa nanti TVRI kita ajak kerja sama juga. Jadi penyiarannya bisa cepat ke masyarakat, akurat dan tidak hoaks,” tuturnya.