Festival UMKM Lempongsari Bangkitkan Perekonomian
SEMARANG[Berlianmedia] –Festival menghias lapak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jalan Lempongsari Kota Semarang, Minggu (21/8) berlangsung meriah. Nuansa kemeriahan festival sangat terasa kuat, begitupula dengan semangat warga Lempongsari mengikuti kegiatan terlihat sangat jelas.
Gelaran “Lempongsari Fashion Week” yang diikuti peserta para balita serta anak-anak SD semakin menambah suasana keseruan warga.
Ketua Gerakan Terintegrasi Koperasi dan Usaha Mikro (GeraiKopiMi) Kelurahan Lempongsari, Sugiyanto, menyatakan, acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Ia menjelaskan, area digelarnya festival merupakan lokasi Pasar Minggu yang digelar satu kali dalam satu pekan oleh pemerintah kelurahan setempat.
Menurutnya, festival ini diselenggarakan atas kerjasama dengan pihak Pemerintah Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Gajahmungkur, Kota Semarang. Pesertanya merupakan pelaku UMKM dari Kelurahan Lempongsari.
“Kegiatan ini digelar dengan penuh keceriaan dan dipadukan dengan perlombaan ‘Fashion Week” anak-anak,” ujarnya.
Menurut dia, semangat dan antusiasme warga Lempongsari sangat tinggi digelarnya festival tersebut. Mayoritas pelaku UMKM yang mengikuti festival tidak sungkan untuk mengenakan pakaian dengan atribut khas perayaan kemerdekaan.
Ia menjelaskan, para pelaku dengan semangat menghiasi lapak miliknya dengan ornament-ornamen khas nuansa kemerdekaan Indonesia. Lapak UMKM, kata Sugiyanto, ditata berjejer rapi dengan dipenuhi hiasan dan ornamen dengan dominasi warna merah-putih.
“Animo warga dalam menyambut festival ini sangat tinggi. Hal ini terbukti sejak pukul 06.00 pagi tadi para warga Lempongsari sudah berkumpul di lokasi digelarnya festival,” paparnya.
Pada bagian lain, Pembina GeraiKopiMi sekaligus Ketua PKK Kelurahan Lempongsari, Diana Dilinov, menyatakan, festival tersebut digelar menjadi wujud upaya penguatan dan peningkatan kapasitas UMKM. Melalui kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan keunikan produk UMKM ke masyarakat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan dan peningkatan kapasitas UMKM Lempongsari,” tuturnya
Ia menjelaskan, ketika masyarakat menengah ke bawah membuka usaha, maka pihak pemerintah harus memberikan pendampingan.
Diana menjelaskan, UMKM lebih membutuhkan banyak persiapan untuk memiliki daya saing dengan hasil produk yang berkualitas. Maka, menurut Diana, pendampingan untuk UMKM sangat diperlukan.
Menurut dia, semangat para pelaku UMKM di Lempongsari untuk terus maju dan berkembang serta menjadi UMKM yang naik kelas terus berkobar. Jumlah pelaku UMKM yang tergabung dari GeraiKopiMi mencapai 30 pelaku usaha. Kebanyakan, UMKM di Lempongsari bergerak dalam bidang Food and Beverage (FnB), dan telah memiliki kualitas produk yang sangat baik.
“Bila kualitas produk dibarengi dengan pengemasan (packaging) yang memadai yang menampilkan informasi dengan baik dan lengkap, maka hal tersebut akan lebih dapat meningkatkan kelas dari produk UMKM Lempongsari,” tuturnya.
Ia menambahkan, perkembangan teknologi digital semakin pesat telah mendorong perilaku masyarakat untuk berbelanja daring. Hal itulah mendorong pihaknya untuk mengembangkan program digitalisasi UMKM. Menurut dia, pelatihan digitalisasi UMKM ini merupakan sebuah langkah dalam mengakselerasi pengembangan UMKM digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.
“Akselerasi digitalisasi UMKM dilakukan guna memperluas akses pasar serta meningkatkan daya saing. Harapannya dapat mendorong UMKM yang lebih kuat dalam pemasaran,” kata dia.
Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Ariawan mengapresiasi dan siap mensupport kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan UMKM yang ada di wilayahmya.
Ade mengatakan agar pelaku UMKM yang ada di wilayahnya bisa terlibat langsnug dalam pelaksanaan acara-acara UMKM. Agar acara yang dilaksanakan menarik, ramai dan gayeng, dapat memantik penasaran masyarakat untuk datang berkunjung. Sehingga omset dari pelaku UMKM itu meningkat.
“Tugasnya pemerintah nanti coba mengcreate sebuah acara biar istilahnya bahasa jawanya nggak teng klenyit (kurang teratur) tapi acaranya memang ramai, gayeng kemudian banyak masyarakat yang datang, penasaran dan mau gak mau kan kalau datang itu kan harus beli minum, harus beli makan, apalagi jajan,” kata Ade.
Ade menjelaskan bahwa keterkaitan antara penyelenggaraan UMKM didasari dari menciptakan hal-hal yang unik dan potensi daerahnya. Sehingga kemasan kegiatan yang diselenggarakan dapat memantik penasaran masyarakat untuk datang.
“Nanti kita breakdown tiap kelurahan supaya mencari hal-hal yang unik dari masing-masing kelurahan yang nantinya membuat penasaran orang untuk datang. Ketika orang penasaran baru kita create kegiatan UMKM. Jadi otomatis semuanya simultan saling terkait,” jelasnya. (ag)