Bermitra dengan Dokter Chicken, PC JQHNU Kota Semarang Mulai Gerakan Santripreneur

SEMARANG [berlianmedia] – Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQHNU) Kota Semarang merintis kemandirian pesantren dan santri (Santripreneur) dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Memulai realisasi program tersebut, para pegiat organisasi Al Qur’an ini bermitra dengan Dokter Chicken.

“Alhamdulillah program ini kita mulai dengan pelatihan memasak ayam goreng standar dokter Chicken,” kata ketua PC JQHNU Kota Semarang, Ahmad Rifqi Hidayat, AH di lokasi pelatihan, Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Sabtu (27/7).

“Kenapa kita gandeng Dokter Chicken? Karena Usaha ini fokus di usaha kecil dan menengah, menggunakan gerobak. Selain itu, pelatihnya sudah pernah belajar dengan chef luar negeri,” lanjutnya.

Gus Rifqi berharap, kegiatan Santripreneur kemitraan dengan Dokter Chicken berjalan dengan baik dan merambah di luar kota Semarang. “Ini kan santri Semarang yang belum tentu penduduk Semarang. Jadi nanti sepulang dari pesantren bisa juga mengembangkan di kabupaten atau kota asalnya. Tapi, pihak pesantren juga harus berusaha mengembangkan lagi bisnis ini dengan mengirimkan santri untuk dilatih lagi,” ujarnya.

Pada tahap ini, lanjutnya, hanya ada 2 pesantren dengan masing-masing mengirimkan 4 santri untuk berlatih memasak dengan standar khusus. “Ini kita buat bertahap dan terbatas, biar bisa terukur hasilnya dalam pendampingan manajemen Dokter Chicken. Jadi gitu njih, nyuwun doa pangestunipun, mohon doa dari semuanya agar kegiatan ini berhasil sesuai harapan,” ucapnya.

Sementara, Owner Dokter Chicken, dr. Muhammad Hayyi Wildani menuturkan, dirinya merasa senang bisa ikut merawat Nahdlatul Ulama (NU) melalui kemitraan dengan organisasi para penghafal dan pecinta Al Qur’an.

“Alhamdulillah, saya tentu ikut merasa senang bisa membantu kader NU, apalagi JQHNU ini isinya kiai, ustadz, gus-gus, dan bu nyai bu nyai yang ahli Al Qur’an. Sebagai warga NU, kader NU saya sudah merasa berkewajiban untuk ikut ngopeni NU, meski sekarang ini tidak lagi di struktur organisasi,” tuturnya.

Ia lantas menjelaskan konsep inkubasi usaha gerobak Dokter Chicken bersama dengan JQHNU. Yakni, peserta harus berkomitmen untuk belajar wirausaha, pantang menyerah, dan selalu berpikir positif bahwa usaha tersebut bisa berhasil.

“Kita tidak perlu bicara hasil dulu, itu urusan Allah, kita harus berusaha dan yakin pasti berhasil atas izin Allah. Optimis ini harus dibangun dalam diri,” jelasnya.

Mantan sekretaris Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Semarang ini melanjutkan, kegigihan tersebut juga didorong dengan modal dari pesantren. “Jadi setelah pelatihan ini, pesantren membeli gerobak dan peralatan masak yang standar, ini sudah kita sediakan,” ucapnya.

“Kenapa kok tidak digratiskan atau jadi stimulan? Ya kalau kita beri gratis nanti tidak giat kerja, kurang sungguh-sungguh dalam usaha. Potensi berhasil jadi kecil. Kalau pake modal pasti mikir nih biar berhasil,” paparnya.

Ia berharap agar pesantren Al Qur’an di Semarang bisa terus berkembang dengan pola kemitraan ini. “Yang penting program ini jalan dulu, soal nanti ada bantuan atau lainnya itu nanti. Kita tekankan dulu ini harus berhasil,” ujarnya.(mus)

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *