Wagub Jateng Minta Alumnus Ponpes Aktif Mengajar Ilmu Agama
SEMARANG[Berlianmedia] – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta seluruh alumni pondok pesantren (ponpes) bisa aktif mengajar agama Islam di tengah masyarakat.
Dia menyayangkan apabila menjumpai adanya lulusan pondok pesantren yang enggan memberikan ilmu agamanya di masyarakat, karena merasa mengajar di level yang rendah.
“Kalau di masyarakat kita baru belajarnya alif ba ta (huruf hijaiyyah), ya diajar saja. Mungkin nantinya yang diajar mau meneruskan ke pondok pesantren. Setelah empat-lima tahun pulang (selesai belajar di pondok), pasti kembali ke guru awalnya,” kata Wagub saat hadir dalam Halaqoh yang diselenggarakan Paguyuban Mutakhorijin di Gunungpati Semarang, Senin (15/08).
Memberikan ilmu agama di level terendah, menurut Taj Yasin, termasuk hal yang mulia. Para kyai besar pun, dulu pasti pernah mengajar muridnya dari tahapan mengenalkan huruf hijaiyyah. Ia menyatakan, untuk mendapatkan ilmu perlu melalui sebuah proses. Tidak ada orang yang memiliki banyak ilmu, tanpa melewati proses level terendah.
“Kalau para kyai harus mengajar dari level terendah lagi, nanti guru di pondok tidak ada. Sehingga, perlu dibagi,” ujarnya.
Para alumni yang enggan mengajar agama di level terendah, menurutTaj Yasin perlu belajar dari Jamaludin Muhammad bin Abdulloh bin Malik.
“Jamaludin Muhammad bin Abdulloh bin Malik merupakan ulama kenamaan yang menyusun kitab Alfiyah Ibnu Malik. Beliau pernah mengajar kitab Alfiyah hingga selesai, tetapi tidak ada yang mendengarkan. Tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Namun kondisi itu jauh berbeda dengan sekarang. Kitab Alfiyah, saat ini banyak diajarkan di pondok pesantren,” tuturnya.