Usaha Kaos Perjuangan Djoeang Cloth Bangkit Lagi

SEMARANG[Berlianmedia]– Kaos bukan hanya bicara fesyen, tapi juga bisa menjadi media untuk edukasi. Seperti halnya Djoeang Cloth, yang berkampanye lewat sablon dengan mengusung tema desain sejarah perjuangan Indonesia.

Djoeang Cloth memang spesialis produksi kaos keren dan beken dengan memampang tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, namun tak lepas dari konsep fashionable. Usaha yang diinisiasi oleh Gesang Rahmawan, jebolan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu pernah pasang-surut.

Gesang menuturkan, Djoeang Cloth berdiri sejak 2013 yang awalnya hanya ingin memperkenalkan sejarah tanpa melalui dunia pendidikan. Akhirnya muncul ide jualan kaos bertema perjuangan.

“Saya kan jurusan sejarah, tapi saya tidak suka mengajar, sehingga saya ingin mengenalkan sejarah tanpa harus mengajar, ya kepikiran kaos,” ujar Gesang, Sabtu (3/9).

Uniknya, keinginan itu hanya bermodalkan nekat. Dia mengajak lima orang temannya yang punya semangat yang sama untuk iuran Rp50.000, saat kali pertama menjalankan usaha itu.

“Saya tidak sendiri. Waktu itu ada enam orang dan iuran Rp50.000 buat produksi kaos. Awalnya hanya ada enam kaos yang kita jual, sampai akhirnya kita ikut pameran dan mulai dikenal. Alhamdulillah pada 2015 kita punya toko, di Jalan Banaran Raya, dekat Unnes,” ujarnya.

Di saat itu, tutur Gesang, permintaan sangat tinggi dan menjadikan usahanya itu melebarkan sayap menyediakan fesyen yang lain sesuai pasar.

Produknya bisa dilihat pada alamat Instagram @Djoeang_Cloth. Namun sayang, saat pandemi Covid-19, Djoeang Cloth harus terjatuh.

“Saat pandemi benar-benar jatuh, bahkan saya empat bulan pulang kampung ke Tuban (Jawa Timur) tidak bisa ngapa-ngapain,” tutur Gesang.

Hingga akhirnya, dia mendapat informasi dari teman jika ada Lapak Ganjar, ajang promosi lewat Instastory Ganjar Pranowo.

“Saya ikut Lapak Ganjar, kebetulan tema pas bulan Bung Karno. Dari situ mulai bangkit, sedikit demi sedikit,” ujar Gesang.

Diakui, Lapak Ganjar memberikan pengaruh positif terhadap usahanya. Kondisi drop akibat pandemi akhirnya bisa kembali hidup.

“Pengaruhnya di omzet meningkat. Dan dari situ kami mulai bangkit, sedikit demi sedikit,” ujar Gesang.

Baginya, Lapak Ganjar merupakan terobosan untuk membantu UMKM yang ingin berkembang.

“Sepertinya hanya Lapak Ganjar, daerah lain tidak ada. Yang pasti Lapak Ganjar berpengaruh bagi UMKM,” tuturnya.

 

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *