Transisi Dalam Sepakbola Bagi PSIS Semarang
Oleh: Herry Santoso
Hasil buruk kembali melanda kesebelasan PSIS Semarang, saat melawat ke Stadion Indomilk Arena, Kota Tangerang, Laskar Mahesa Jenar bertekuk lutut atas tim tuan rumah Dewa United dengan skor 2-1.
Gol tuan rumah dicetak oleh Karim Rossi di menit 35’ dan Majed Osman menit 57’ sedangkan dari PSIS Semarang dicetak oleh Wawan Febriyanto pada menit 59’.
Tren buruk yang menimpa PSIS Semarang ini menempatkan posisinya merosot pada urutan 13 klasemen Liga 1 2022/2023 dan terpaut 1 angka dari titik aman zona degradasi
Meruntut dari hasil buruk yang dialami PSIS Semarang beberapa waktu yang lalu timbul pertanyaan besar soal skema permainan kesebelasan PSIS Semarang selama ini
Permainan dari beberapa pertandingan semakin menurun dengan dampak mundurnya Coach Sergio dari pelatih kepala saat menerima kekalahan dari Persebaya, kemudian diteruskan oleh Asisten Pelatih Resal berkunjung ke kandang Dewa United dengan hasil minor juga.
Memainkan skema berbeda (kembali) saat menghadapi Dewa United justru semakin memperburuk kondisi tim, menempatkan beberapa pemain baru di pos-nya masing-masing ternyata belum bisa menjadi acuan untuk meraih hasil positif.
Dengan mencadangkan Delfin Rumbino yang notabene sebenarnya untuk saat ini merupakan salah satu pemain yang bermain baik dalam setiap laga rupanya menjadi sebuah bumerang, ditambah wawan pun ikut masuk dalam list pemain cadangan.
Lini tengah tidak berjalan mulus dengan hilangnya sosok “destroyer” yang disematkan kepada Delfin selama ini, memainkan pola menyerang sejak menit awal tetapi ada sesuatu yang hilang terutama pergerakan lini tengah menuju ke depan.
Marukawa yang seolah-olah bermain sendirian hingga bisa disebut “one man show” sangat kebingungan antara penempatan posisinya karena harus sering menjemput bola sampai ke garis tengah lapangan permainan.
Semua pemain terlihat kebingungan untuk memerankan posisi masing-masing, bahkan dalam soal frase transisi positif ataupun frase transisi negatif semuanya tidak berjalan maksimal.
Saat membangun serangan untuk menciptakan sebuah gol, PSIS Semarang cenderung bertumpu pada satu pemain yaitu Marukawa, sedangkan peran untuk merebut bola dari lawan yang selama ini sebenarnya dijalankan sangat baik oleh Delfin pun seolah “mati” tanpa masuk dalam 11 pertama susunan pemain.
Untuk serangan membendung tim lawan sebenarnya sudah cukup padu tetapi yang perlu dicatat adalah saat PSIS Semarang berhasil merebut pola serangan tim lawan, garis pertahanan justru kebingungan untuk menjaga pertahanan disaat lini tengah dan lini depan melancarkan serangan balik ditambah serangan hanya bertumpu pada Marukawa seorang diri.
Bahkan imbasnya terjadi disaat tim lawan berhasil merebut bola kembali dengan cepat dan tanpa adanya sosok penghancur di lini tengah PSIS dan lini belakang yang bermain panik akhirnya kelimpungan dengan serangan balik yang dibangun sangat cepat oleh tim lawan.
Mungkin terlalu banyak perubahan yang harus diterapkan dalam PSIS Semarang untuk pola skema permainan, baik saat menyerang ataupun bertahan, entah itu menang atau kalah pun, tetapi jangan melupakan frase transisi dalam sepakbola.
Ataupun permasalahan penguasaan bola, stamina, fisik para pemain, komposisi pemain saat mengisi line up pemain inti, bahkan untuk mendelay sebuah permainan saat menyerang ataupun dalam membangun proses build up penyerangan.
Hal mendasar itulah yang harus diperhatikan Laskar Mahesa Jenar dalam mengarungi Liga 1 2022/2023, jika permainan seperti kemarin terus diterapkan dan tidak lekas dibenahi tidak menutup kemungkinan peringkat klasemen akan semakin turun. (rs)