PLN Jadi Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA[Berlianmedia] – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkontribusi penting dalam pemulihan ekonomi khususnya saat pandemi Covid-19 melalui efisiensi dan transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN dan BUMN itu sendiri dalam mengadaptasi tantangan global.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, wujud kontribusi BUMN antara lain mampu mengurangi angka kemiskinan dengan berkurangnya jumlah masyarakat kelas bawah.

“Kelas menengah telah mencapai 232 juta. Artinya kelas bawah semakin mengecil,” ujar Arya dalam Webinar BUMN Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional, Rabu (17/8).

Dia menambahkan, BUMN pada tahun buku 2021 mampu meningkatkan pendapatan dari Rp 1.130 triliun ke Rp 1.982 triliun, yang mengerek pertumbuhan laba total BUMN sehingga bisa memberikan kontribusi lebih untuk negara.

“Di sisi lain laba kita, naik 40 persen. Makanya ini wujud keberhasilan kita melakukan efisiensi dan transformasi. Laba bersih dari 10 perusahaan terbesar di Indonesia, tujuh diantaranya itu BUMN. Dan salah satu BUMN itu PLN. Dari sisi pajak juga ada tiga BUMN dari total 10 emiten terbesar. Nah semua itu menunjukkan bukti BUMN berada di track yang benar ,” tuturnya.

Sementara Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, atas arahan Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN harus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan melakukan upaya esktra dalam pemulihan ekonomi.

“Saat ini PLN telah melakukan inovasi di berbagai proses bisnis dalam upaya peningkatan ‘demand’ listrik sekaligus menyokong perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Visi PLN dalam transformasi besar ini, lanjutnya, tidak hanya menyediakan listrik untuk masyarakat tetapi juga menjaga lingkungan demi generasi masa depan. Untuk itulah, PLN berkomitmen menyukseskan carbon neutral di tahun 2060 yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan mendorong penggunaan energi bersih di masyarakat.

“Kita memfasilitasi masyarakat beralih dari kendaraan berbasis BBM yang mahal, impor, dan tidak ramah lingkungan ke kendaraan listrik. Dengan ini kita bisa mengurangi emisi gas rumah kaca lebih dari 50 persen,” tutur Darmawan.

Seperti diketahui, transformasi dan efisiensi yang dilakukan PLN berhasil membuat keuangan PLN sehat. Upaya transformasi PLN mampu menaikan ‘demand’ pada 2021 sebesar 5,78%. Selain itu, pada semester pertama tahun ini PLN mampu mengantongi laba bersih Rp 17,4 triliun. Capaian itu melesat 162,4% dari periode yang sama tahun lalu, Rp 6,6 triliun.

Sedangkan wujud dari mendorong perekonomian, PLN juga mengembangkan program electrifying agriculture. Petani yang tadinya memakai BBM beralih ke listrik sehingga mengurangi biaya operasional mereka sampai 70 persen.

“Ini memberi perubahan luar biasa di sektor pertanian. Strategi ini diharapkan bisa mempercepat transisi energi sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi,” ujar Darmawan.

Dia berkomitmen akan terus menjadikan PLN sebagai BUMN yang sehat dan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dengan terus melakukan transformasi untuk menjawab kebutuhan pelanggan sehingga ketika pelanggan mudah mengakses kelistrikan dan mendapatkan nilai tambah dari penggunaan listrik yang akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *