SALATIGA[Berlianmedia] – Maraknya peretasan terhadap akun media sosial milik pemerintah dijadikan topik menarik saat acara Media Gathering Pengelolaan Media Sosial, di Hotel Laras Asri Salatiga, Jumat (5/8).
Seperti diketahui, sejumlah akun sosmed milik pemerintah seperti instagram, twitter biasanya diretas oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Dalam acara tersebut, Kepala Bagian Pengembangan Sistem Informasi Universitas Stikubank, Dwi Budi Santoso, memaparkan, sebaik apapun suatu sistem dibuat, tidak dapat diklaim sebagai sistem yang sempurna. Akan ada orang yang berlomba-lomba mencari celah dan berupaya membobolnya.
Untuk itu, lanjut dia, selain memakai sistem keamanan yang sudah disediakan oleh media sosial itu sendiri, para admin juga harus menjaga perilakunya. Salah satunya, hindari terhubung dengan Wifi publik.
“Jangan connect ke sambungan wifi sembarangan. Sebab, kita tidak pernah tahu siapa orang di balik jaringan tersebut,” ujar Dwi saat menjadi narasumber.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk menghindari oknum yang tidak bertanggung jawab, yang akan mencuri data pribadi para pengguna wifi.
Senada, dipaparkan oleh anggota Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Farid Zamroni. Dia menyampaikan, pada dunia digital, tidak ada yang aman 100 persen. Sehingga, jangan asal memanfaatkan koneksi gratis, baik itu untuk akun media sosial pemerintah maupun pribadi.
“Begitu mau posting apalagi kalau mau transfer ibanking dan sebagainya, itu dihindari hal-hal kita menggunakan wifi publik,” ungkapnya.
Dia menerangkan, selain menghindari wifi publik, password juga perlu diganti secara berkala. Kemudian, untuk media sosialnya pemerintah, dapat diperkuat di sisi software.
Menurut dia, sebagus apapun seperti akun punya Microsoft aja, kalau dihajar oleh netizen, lama-lama juga bisa jebol. Belum lagi adanya hacker.
Ia menjelaskan, keamanan berbanding terbalik dengan kenyamanan. Semakin aman, biasanya prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan juga semakin banyak.
Pada kesempatan itu, Farid berpesan, agar para admin lebih berhati-hati dalam menggunakan akun media sosial pemerintah.
Masih belum log out, menggunakan akun yang sama, dan membuka situs yang lain, akan berpotensi menjadi malfunction di dalam akun yang dipunyai.
Pada bagian lain, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah melalui Sekretaris, Hermoyo Widodo menyampaikan, dalam mengelola media sosial, para admin dituntut serbaekstra. Pertama ekstraketat, agar informasi yang disampaikan kredibel dan valid.
Selain itu, lanjutnya, juga harus ekstrakreatif, sehingga informasi yang disampaikan tidak membosankan dan mudah dicerna masyarakat.
“Serta, ekstrahati-hati, agar tidak mudah diretas, dipelintir, dan menjadi blunder,” tegasnya. (at)
