1.000 Penghayat Wringin Seto Gelar Doa dan Ritual Untuk Keselamatan
BLORA[Berlianmedia] – Aroma dupa menyeruak dari dalam padepokan penghayat Kekadangan Wringin Seto di puncak bukit Desa Soko, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Sabtu (13/8) malam. Belasan orang berpakaian adat Jawa bersila melingkar dan nasi tumpeng dan sajian makanan berada di tengah-tengah mereka.
Di tengah suana grimis tipis dan dingin angin malam, tidak menurunkan antusiasme warga untuk turut hadir dalam Tradisi Suran, yakni ucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Tradisi ini dilaksanakan secara rutin tahunan oleh penghayat kepercayaan yang berpusat di Blora ini. Ada sekitar 1.000 penganut yang bermukim di Blora. Namun hampir 30.000 penganut Wringin Seto tersebar di seluruh Indonesia. Meski tersebar, mereka menyatukan rasa pada malam Suran itu.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya, dan doa dari enam tokoh agama, sebagai rasa syukur kepada Tuhan, sekaligus simbol kerukunan antar umat beragama. Usai doa, ada royokan hasil bumi oleh kalangan anak-anak.
Selanjutnya, para sesepuh memimpin kirab yang diikuti oleh 2.500 orang yang terdiri dari penganut penghayat Wringin Seto dan warga sekitar. Mereka melakukan kirab Garuda Pancasila dan Bendera Merah Putih, jalan kaki sekitar 300 meter dari pendapa ke lokasi pementasan wayang kulit, sebagai acara pamungkas, ribuan warga juga telah menanti prosesi kirab tersebut.
“Ini cara ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh Kekadang Wringin Seto yang selama ini mendapat nilai-nilai lebih diwujudkan dalam ucap syukur,” ujar Distyo, Penuntun Kekadangan Wringin Seto.