UIN Salatiga Teguhkan Harmoni Ilmu dan Iman

SALATIGA [Berlianmedia] – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kembali meneguhkan komitmennya terhadap penguatan moderasi beragama dan kolaborasi lintas disiplin melalui forum ilmiah Interdisciplinary Colloquium bertema “Islam, Pendidikan, dan Politik: Merawat Harmoni yang Otentik.” Kegiatan yang menjadi tradisi akademik Pascasarjana sejak 2011 itu menjadi wadah mempertemukan gagasan lintas ilmu dan iman dalam bingkai kebangsaan.

Selama lebih dari satu dekade, Interdisciplinary Colloquium UIN Salatiga telah menjadi wadah ilmiah yang mempertemukan para akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu. Forum ini bukan sekadar agenda akademik rutin, melainkan bagian dari upaya serius kampus untuk merawat semangat keterbukaan intelektual serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan universal.

Tahun ini, kegiatan yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UIN Salatiga mengangkat tema “Islam, Pendidikan, dan Politik: Merawat Harmoni yang Otentik.” Tema tersebut mencerminkan kegelisahan intelektual sekaligus refleksi atas pentingnya menjaga komunikasi lintas agama dan memperkuat pendidikan yang mencerahkan di tengah meningkatnya kompleksitas sosial-politik global.

Salah satu pembicara utama, Dr. Amin Hady, Ketua Pendiri Asosiasi Imam Muslim di Australia dan alumnus doktoral University of New South Wales (UNSW) Sydney, memaparkan pengalaman dan praktik baik dalam membangun hubungan konstruktif antara komunitas Muslim dan Kristen di Australia.

Menurut Dr. Amin, harmoni antarumat beragama di Australia tumbuh bukan dari kompromi semu, melainkan dari sikap saling memahami.

“Hubungan antaragama yang sehat lahir dari kesediaan untuk memahami, bukan hanya menerima perbedaan. Pendidikan yang mencerahkan dan politik yang menjunjung kemanusiaan menjadi pondasi harmoni sejati,” ujarnya.

Dalam sesi yang sama, Dr. Wawan Purwanto, pakar komunikasi publik, menegaskan bahwa harmoni otentik tidak cukup diwujudkan dalam tataran wacana. Ia menilai, komunikasi lintas iman harus dibangun atas dasar empati dan kejujuran sosial.

“Harmoni tidak berarti meniadakan perbedaan, melainkan menumbuhkan kejujuran dalam keberagaman. Komunikasi publik antarumat beragama harus berlandaskan empati dan rasa keadilan,” katanya menegaskan.

Rektor UIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, dalam sambutannya menyebut forum ini sebagai bagian dari karakter kampus yang terbuka, reflektif, dan berorientasi pada nilai rahmatan lil ‘alamin.

“Colloquium ini bukan sekadar forum ilmiah, tetapi juga wahana membangun kepekaan akademik mahasiswa serta memperluas wawasan interdisipliner yang berpihak pada kemanusiaan,” tutur Prof. Zakiyuddin.

Sementara itu, Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, menegaskan bahwa Interdisciplinary Colloquium digelar tiga kali setiap tahun sebagai ruang perjumpaan antarilmu dan antariman. Kegiatan ini, menurutnya, adalah bagian integral dari komitmen kampus terhadap integrasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual.

“Kampus berperan sebagai laboratorium harmoni sosial dan intelektual. Di sinilah nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan berpadu untuk membentuk keilmuan yang inklusif,” jelas Prof. Asfa.

Antusiasme peserta mulai dari mahasiswa, dosen, hingga peneliti terlihat sejak awal acara. Diskusi berlangsung dinamis, diwarnai refleksi kritis terhadap isu-isu aktual seputar pendidikan, politik, dan keislaman.

Forum ini tidak hanya mempertemukan pandangan lintas disiplin, tetapi juga memperkuat peran UIN Salatiga sebagai ruang dialog kebangsaan. Melalui kolaborasi akademik dan keilmuan yang integratif, gagasan tentang harmoni otentik menjadi lebih dari sekadar konsep; ia menjelma menjadi praktik nyata dalam kehidupan civitas akademika.

Kegiatan ditutup dengan penegasan kembali komitmen UIN Salatiga untuk terus menjadi pelopor kampus yang menghidupkan semangat integrasi ilmu dan iman. Harmoni yang lahir dari kedalaman pemahaman bukan dari keseragaman pandangan menjadi nilai dasar yang terus dijaga dan dikembangkan.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *