Ratusan Mahasiswa Jateng Ziarahi Makam Soeharto, Refleksi atas Gelar Pahlawan Nasional

KARANGANYAR[Berlianmedia] – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) Korwil Jawa Tengah menggelar ziarah dan refleksi sejarah di Makam Presiden kedua RI, H. M. Soeharto, di Astana Giribangun, Karanganyar, Sabtu (15/11). Kegiatan ini digelar sebagai respons akademik sekaligus bentuk apresiasi atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto oleh pemerintah.

Sekretaris Jenderal AMAN Jawa Tengah, Wafiq Akbar Hasibuan, menyatakan bahwa pengakuan negara tersebut memiliki relevansi kuat dengan kontribusi Soeharto terhadap pembangunan Indonesia.

“Gelar Pahlawan untuk Soeharto relevan dengan kontribusinya pada fondasi pembangunan nasional. Generasi muda perlu memahami konteks sejarah ini,” ujarnya.

Setibanya di kompleks pemakaman, rombongan mahasiswa disambut oleh Sukirno, Abdi Dalam Astana Giribangun. Para peserta kemudian melaksanakan prosesi doa bersama, tabur bunga, dan hening cipta untuk mengenang perjalanan kepemimpinan Soeharto selama lebih dari tiga dekade.

Menurut panitia, rangkaian kegiatan tersebut bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga sarana pembelajaran sejarah yang penting bagi mahasiswa. Melalui ziarah ini, peserta diajak memahami nilai historis, jejak pembangunan, serta warisan kepemimpinan tokoh nasional dalam perjalanan bangsa.

Sukirno menyambut positif kehadiran mahasiswa.          “Kegiatan seperti ini patut dilestarikan. Tradisi ziarah kepada tokoh bangsa dapat menumbuhkan kepedulian generasi muda untuk memahami sejarah Indonesia secara lebih utuh,” katanya.

Dalam sesi refleksi, mahasiswa juga diajak merenungkan pesan moral Presiden Soeharto yang sering dikenal dengan ungkapan “Mikul Dhuwur, Mendhem Jero” sebuah falsafah Jawa yang mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi jasa para pendahulu, sekaligus bersikap bijak terhadap kekurangan mereka tanpa menghilangkan fakta sejarah.

Melalui rangkaian kegiatan ini, AMAN Jawa Tengah berharap mahasiswa dapat memiliki perspektif yang lebih kaya dan proporsional dalam menilai kontribusi para pemimpin bangsa, khususnya dalam membangun fondasi Indonesia modern.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *