Manfaat Literasi Komunikasi dan Peran Media

Teman saya yang seorang guru besar dalam  sebuah grup WA mengeshare mengerikannya kecelakaan truk Pertamina beberapa waktu lalu. Sambil saya ingatkan agar yang seperti itu jangan dishare sambil gambarnya saya hapus, beliau berdalih hanya demi kewaspadaan dan kehati- hatian.

Beberapa kawan lain di grup WA yang berbeda sering juga melakukan hal yang sama, dan setiap kali diingatkan, tetap saja hal yang sama mereka ulangi.

Dalihnya kan itu informasi penting dan menarik, dan ketika saya katakan bahwa hal itu tidak sesuai dengan etika jurnalistik, maka baru mereka bilang oooo, namun setelahnya tetap saja mereka ulangi.

Itulah gambaran kecil terkait banyak tidak fahamnya masyarakat pada fungsi, peran, serta kekuatan komunikasi dan media, sehingga ketika memegang telepon pintar, mereka berperilaku bak seorang wartawan, padahal mereka tidak faham tentang jurnalistik.

Hal yang perlu kita renungkan adalah, bagaimana dampak bagi audience yang tidak faham, ketika menerima pesan komunikasi semacam itu?. Serta apa yang perlu dilakukan setidaknya untuk meminimalkan dampak negatifnya?.

Literasi

Sebenarnya bila masyarakat memahami fungsi komunikasi, jurnalistik dan media, banyaknya pesan yang mengerikan semacam itu bisa mereka atasi.

Paling tidak mereka akan menghapusnya. Atau kalau tidak hanya sekedar menambah pengetahuan dan tidak ikut menyebarluaskannya melalui media sosial.

Sayangnya, saat ini orang yang literate sangatlah sedikit, sehingga penyebarluasan pesan- pesan tidak layak siar itu akan makin masif.

Di sisi lain, dampak negatif dari pesan yang kurang layak semacam itu justru sangat besar. Sementara melarang atau pun memblognya secara teknologi sangatlah tidak memungkinkan.

Karena itu, sudah saatnya kegiatan literasi komunikasi dan media digencarkan kembali. Memahamkan masyarakat tentang perencanaan, proses serta dampak komunikasi sangatlah penting. Masyarakat perlu tahu  bagaimana berkomunikasi secara baik dan etis, termasuk bagaimana dampaknya bila menggunakan media.

Selain itu menjelaskan fungsi serta kekuatan media , sehingga mereka tidak akan sembarangan menyebarluaskan setiap pesan yang diterima, tanpa diseleksi terlebih dahulu.

Konsultasi

Bagi yang masih merasa belum memahami komunikasi dan media, alangkah bijaknya bila mau mengkonsultasikannya kepada mereka yang memahaminya.

Dengan cara itu, mereka akan memperoleh pencerahan serta tambahan pengetahuan yang bermanfaat, sehingga harapannya mereka akan mampu memilih serta memilah sajian- sajian media yang bermanfaat atau sebaliknya.

Menyampaikan informasi tentang komunikasi dan media kepada masyarakat luas, sebaiknya rutin serta telaten. Dengan cara itu, pesan yang kita sampaikan sedikikit demi sedikit akan mereka fahami.

Model komunikasi emphatik, persuasif dan dialogis sedapat mungkin kita gunakan.

Melalui dialog, hal- hal yang belum faham bisa langsung dijelaskan kembali, sehingga masyarakat menjadi faham.

Di era pesatnya perkembangan teknologi yang tidak mungkin dibendung, maka kegiatan literasi komunikasi dan medialah yang perlu terus digiatkan, hingga masyarakat mengerti serta memahami fungsi, peran, serta kekuatan komunikasi serta teknologi komunikasi yang dimanfaatkan atau yang pesannya sampai kepadanya.

(Drs Gunawan Witjaksana MSi Dosen Tetap Ilkom USM Dosen Ilkom Udinus)

 

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *