Iwan Bule Berharap Ketum PSSI Baru Lebih Baik

JAKARTA[Berlianmedia] – PSSI segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang dijadwalkan pada 18 Maret 2023 mendatang, yang semula KLB PSSI seharusnya digelar pada November 2023.

Namun akhirnya PSSI dan para anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI telah memutuskan untuk mempercepat KLB PSSI dengan agenda utama pemilihan kepengurusan baru termasuk pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau yang lebih akrab disapa dengan Iwan Bule berharap Ketua Umum PSSI baru yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret mendatang bisa bekerja lebih baik daripada dirinya.

PSSI sudah mengajukan permohonan kepada FIFA untuk mempercepat KLB PSSI. Kongres Biasa pemilihan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan dijadwalkan akan digelar 7 Januari 2023 kemudian KLB digelar pada 18 Maret mendatang.

“Saya belum tahu [bagaimana respons FIFA]. Yang jelas saya sudah mengirim surat ke FIFA. Responsnya belum. Kami menunggu. Jadi di surat itu kami mengajukan KLB. Mudah-mudahan akan lebih baik lagi. Saya doakan ketua umum PSSI yang baru nanti bisa lebih baik lagi,” ujar Iwan Bule dalam keterangannya, Selasa (01/10) malam dilansir dari cnnindonesia.com.

Sekarang pihaknya juga sedang melakukan transformasi sepak bola dengan FIFA. Semua sektor di sepak bola, tata kelola, kompetisi, stadion, dan sponter, semua dibahas. Itu FIFA sebagai pedamping, bahkan PSSI sudah ada namanya tim task force.

Iwan Bule berharap keputusan mundur lebih cepat yang diambil pengurus PSSI bisa menjadi pertimbangan bagi Pemerintah untuk memberi izin menggelar kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

“Ya, harus dilakukan. Berat tidak berat, tergantung beratnya, tergantung melihatkan. Sekali lagi, saya hanya untuk kepentingan lebih besar. Kalau buat saya, apa artinya seorang ketua PSSI, ya harus mementingkan yang lebih besar. Saya hanya menjalankan amanah,” tutur Iriawan.

Pihaknya berharap dengan adanya ini [KLB] kompetisi akan kembali bergulir. Bahkan diharapkan semua keinginan klub bisa terpenuhi, karena berkaitan dengan kehidupan di sepak bola.

Di sisi lain Iwan Bule juga menuturkan perihal masalah tuntutan dari berbagai pihak untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Menurutnya, keluarganya tidak meminta dia mundur dari jabatan ketua PSSI ketika mendapatkan hujatan dalam Tragedi Kanjuruhan.

“[Keluarga saya] biasa saja. Dibilang terima saja,” ujar Iwan Bule

Lantaran tidak terganggu dengan kritik dan cibiran banyak pihak, termasuk suporter, keluarga tidak meminta Iwan Bule mundur dari posisi ketua PSSI.

“Enggak [minta mundur]. Mundur itu bukan menjadi yang terbaik. Saya rasa mundur itu pengecut. Justru kita dengan maju memperbaiki, itu tanggung jawab moral saya. Mundur, mengartikannya sulit,” tutur Iwan Bule.

Iwan menambahkan tidak ada sama sekali parameter tentang masalah moral. Menurutnya, pihaknya menghadapi semua tanggung jawab tersebut dengan berada di Malang selama 8 hari dimana dari awal kejadian Tragedi Kanjuruhan, mengikuti tahlilan sampai hari kedelapan kemudian pulang ke Jakarta.

Iwan Bule mengatakan sebenarnya dia sampai ditelepon pihak keluarga dan diminta pulang selama lebih dari seminggu di Malang guna memantau situasi Tragedi Kanjuruhan.

“Di sana ditelepon anak istri saya.’Pa pulang ini kan situasi di Malang orang masih sedih’. Saya bilang, ‘nak kalau Papa sampai harus dipanggil di sana, ya itu susah. Saya juga dulu mengamankan 212, 414, saya korbankan jiwa saya untuk negara. Jadi alhamdulillah keluarga saya mengerti untuk risiko dari seorang ketua PSSI,” ujar Iriawan.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *