Protes Wacana Kenaikan BBM, Ratusan Mahasiswa Geruduk Kantor DPRD Jateng

SEMARANG[Berlianmedia] – Demo tentang (rencana) kenaikan BBM yang disubsidi Pemerintah (Pertalite & bio solar) tampaknya akan terus berlanjut di berbagai kota di Indonesia. Seperti siang tadi di Semarang, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jawa Tengah (Jateng) juga menggelar demo yang sama, di kantor DPRD Jateng, Kamis (1/9).

Para aktivis mahasiswa yang sudah memenuhi Jalan Pahlawan mulai pukul 14.00 WIB itu menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar yang rencananya akan diberlakukan mulai September 2022 ini.

Massa aksi tampak mengenakan atribut yang didominasi warna hijau-hitam serta merah. Mereka menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa dan membentangkan spanduk sebagai bentuk protes kepada pemerintah supaya tidak menaikkan harga BBM.

Ketua Umum HMI Cabang Semarang Ilham Rosyid Hasibuan mengatakan, aksi ini bertujuan memperjuangkan nasib masyarakat yang dirugikan atas wacana kenaikan harga BBM.

“Meskipun hari ini harga BBM khususnya jenis Pertalite dan Solar belum naik, kami sangat mewanti-wanti agar wacana tersebut tidak diberlakukan,” ujarnya kepada wartawan.

Menurutnya, kenaikan ini dapat berdampak pada naiknya angka kemiskinan di Indonesia. Pasalnya pendapatan masyarakat yang cenderung tetap berbanding terbalik dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.

“Pemerintah harus memberijan kebijakan yg berpihak pda masyadakat. Isu ini tidak memperhatijan kebutuhan masyarakat,” lanjut Rosyid.

Meskipun pemerintah pusat telah mengumumkan pencarian Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM selama empat bulan per 31 Agustus 2022, namun menurutnya, bantuan tersebut hanya bersifat temporer.

“Setelah itu dimunginkan timbul lonjakan harga kebutuhan pokok di pasar. Sehingga daya beli masyarakat yang menurun tentu kontraproduktif dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pasca covid-19,” tutur mahasiswa Universitas Diponegoro itu.

Aksi ini diwarnai dengan bakar ban dan desakan mahasiswa untuk masuk ke dalam gedung DPRD Jateng. Sempat terjadi cekcok antara masa dengan anggota Kepolisian lantaran massa memaksa masuk ke dalam gedung. Namun tidak bertahan lama, aksi kembali berjalan normal dan tertib dengan kawalan ketat dari Kepolisian.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *