Korea-Korea Selecao Dibentuk Bambang Pacul Sabagai Wadah Talenta Sepak Bola Muda di Jateng
SEMARANG [Berlianmedia]- Demi mengembangkan sepak bola di Jawa Tengah, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul di bantu oleh Justin Lhaksana (Coach Justin) dan Abel Xavier, resmi membentuk Korea-Korea Selecao untuk mewujudkan mimpi talenta muda sepakbola Jawa Tengah untuk belajar, berinteraksi, dan menimba pengalaman dari para juara sepakbola dunia di Portugal.
Sehingga kesempatan membela timnas Indonesia tentu terbuka untuk semua anak Tanah Air yang mau bertekad, memiliki talenta, dan bisa menarik perhatian pelatih Skuad Garuda.
Dikatakan Bambang Pacul, agenda tersebut hanya di berikan oleh anak-anak di Jateng yang mempunyai talenta, tentunya dalam dunia sepak bola untuk di seleksi dan kemudian di kirim ke negara Portugal, untuk di ajak ke Stadion Cristiano Ronaldo.
“Agar supaya adik-adik ini punya mimpi tentang bermain sepak bola dengan kelas internasional. Nomor 1 adalah bagaimana anak-anak ini bisa di berikan mimpi yang indah untuk mewujudkan cita-citanya serta untik menempa mental korea untuk bisa melenting lebih tinggi,”ujar Bambang Pacul pada acara talk show “Korea-Korea Selecao”, di coffee shop Monkeybaa Jalan Letjen S Parman Semarang Sabtu (21/9) malam.
Sebanyak 50 pemain dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, akan disaring melalui seleksi hingga babak final di Semarang.
Proses seleksi ini dipimpin langsung oleh Koci dan mantan pemain internasional, Abel Xavier, mulai 21 September hingga 13 Oktober 2024 mendatang. Tahap akhir seleksi akan digelar di Semarang pada 26 Oktober 2024.
“Dalam seleksi final, 17 pemain terbaik akan dipilih untuk mendapatkan pelatihan khusus di Lisbon, Portugal, dari tanggal 20 hingga 30 November 2024. Selecao, dalam bahasa Portugis, berarti “orang-orang yang terpilih” dan program ini diharapkan bisa membuka jalan bagi talenta muda Indonesia untuk bersaing di kancah internasional,”ungkap Bambang Pacul.
Sementara itu Coach Justin selaku pemantau bakat di progam ini mengatakan, ingin mengubah mindset para talenta muda sepakbola Jawa Tengah, khususnya yang mengikuti seleksi, agar bermain sepak bola bukan hanya sekedar menang dan kalah, namun bagaimana menerapkan filosofi permainan yang menarik di tonton dan kerjasama tim.
“Masyarakat kita ini masih terpacu pada hasil menang dan kalah. Ini yang perlu kita ubah mindsetnya apalagi levelnya masih dalam tahap latihan atau seleksi. Karena yang terpenting bagaimana kita bekerja dengan tim dengan solid sehingga permainan bisa enak di lihat,” paparnya.
“Anak-anak di Indonesia juga masih bangga dengan gocekan-gocekan, sehingga cukup lama dalam membawa bola. Maka ketika saya melihat hal seperti itu saya stop dulu dan saya katakan bahwa tidak boleh pegang bola lebih dari 3 sentuhan, setelah 3 sentuhan oper ke teman,” tegas Coach Justin
Ia juga menambahkan, bahwa lebih suka mencari talenta sepak bola yang berasal dari keluarga kurang mampu atau miskin, karena dengan keadaan serba kekurangan maka para anak-anak tersebut akan sebisa mungkin keluar dari lingkaran kemiskinan, sehingga akan berlatih lebih keras supaya bisa terpilih dalam seleksi tersebut, untuk memperbaiki ekonominya.