Seniman Batik Di Balik Jeruji Besi Lapas Semarang
SEMARANG[Berlianmedia] – Batik tulis Unit hasil dari Pembatik warga binaan LPK BINA MANDIRI L’PANE Lapas Kelas I Semarang, dangat menarik pengunjung, Kamis (20/10).
Salah satu upaya Pembinaan kemandirian di Lapas Kelas I Semarang adalah unit Batik, warga binaan berkreasi dan berimajinasi menciptakan berbagai karya batik tulis. Pada unit ini terdapat tujuh warga binaan yang menjadi pekerja, adapun background kasus mereka seperti penggelapan, pembunuhan dan narkoba.
Keunggulan dari batik tulis dibanding batik lain adalah memiliki karakteristik dan ciri khas unik yang sangat sulit ditiru dibanding batik biasa maupun cetak. Sebab buatan tangan itu sendiri mengandung makna yang mendalam, dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran ekstra karena jika melakukan kesalahan sedikit saja dapat memengaruhi hasil akhirnya.
Untuk harga dari batik tulis itu dari mulai Rp400.000- Rp1 juta lebih. Tergantung dari kerumitan pembuatannya. Batik dipasarkan pesanan secara online maupun saat terdapat acara pameran.
Motif batik tulis yang akhir akhir ini sering digemari adalah batik motif naga, batik aborigin , Batik Wayang.
“Seluruh Kegiatan Pembinaan dilaksanakan secara humanis dan kita selalu berupaya meningkatkan kualitas pembinaan kemandirian, sesuai Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan mengamanatkan perbaikan secara mendasar dalam pelaksanaan fungsi Pemasyarakatan yang meliputi Pelayanan, Pembinaan, Pembimbingan Kemasyarakatan, Perawatan, Pengamanan, dan Pengamatan dengan menjunjung tinggi penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia,” Kalapas Kelas I Semarang Usman.
Senada PLH Kabid Giatja Andreas Wisnu Saputro merasa bangga pada hasil kreasi dari anak didiknya, hasil dari inovasi mereka banyak diminati oleh banyak kalangan, termasuk para tamu pejabat yang datang dari luar tak jarang membeli langsung karya mereka bahkan beberapa hari lalu karya mereka sempat mendapat kesempatan untuk ditampilkan di pameran internasional..
Menurutnya, untuk lamanya waktu pembuatan batik itu tergantung tingkat kesulitan atau rumitnya model dari batik itu, jika di estimasi untuk motif simple dan dihitung dari nol sampai ke proses packing memakan waktu kurang lebih 3 minggu, dan jika motif batik sedikit agak kompleks seperti Batik Nusantara yang terdiri dari banyak motif batik di berbagai daerah di Indonesia yang sedang dalam proses pembuatan ini memakan waktu sampai 1 bulan, dengan dimensi 2,5 meter X lebar 1.15 Meter.
Proses membuat batik tulis juga lumayan panjang mulai dari proses sket desain, dicanting, di colet/diwarna menggunakan indigosol dan dimatikan warna supaya warna tidak luntur menggunakan nitrit dan aki sir, kemudian di block warna menggunakan malam agar tidak dapat tercampur oleh warna dasar.
“Proses pewarnaan dasar menggunakan naktol dan garam setelah selesai lalu dilakukan proses pelorodan untuk menghilangkan malam dengan cara direbus menggunakan soda ass, setelah selesai batik dikeringkan kemudian disetrika,” tutur pekerja di unit batik yang akrab dipanggil dengan sebutan Koh san yang terkena kasus Narkoba.
Bahkan beberapa waktu lalu batik yang dipamerkan dalam acara Pameran Internasional AALCO Ke- 61 di Bali Batik Karya Anak Binaan Lapas Kelas I Semarang yang dibeli oleh salah satu anggota AALCO karena keunikan gambarnya dengan ciri khas Semarang “WARAK” dan Tokoh Wayang “SRIKANDI”.








