Tokoh Muda NU Semarang Ingatkan Bahaya Tanpa Kompetensi Keilmuan Komentar di Medsos
SEMARANG [Berlianmedia]- Pengasuh Ponpes Al Fadhilah, Semarang Dr. KH. Iman Fadhilah, MSi mengingatkan bahaya tidak memiliki ilmu. Terlebih fenomena yang ada di media sosial (medsos) saat ini, menunjukkan banyaknya orang yang ahli berkomentar, tanpa kejelasan latar belakang spesifikasi keilmuan.
“Jurusannya teknik mengomentari kesehatan, jurusannya kesehatan ngomentari ekonomi, dan sebagainya,” ungkapnya di hadapan ratusan santri yang berlatar belakang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) itu, menyampaikan hal tersebut saat memberikan mauidzah hasanah peringatan Nuzulul Qur’an dan Penutupan Forum Kajian dan Alaman Ramadhan Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (20/3).
Fenomena itu terjadi, lanjut KH Imam Fadhilah, karena tidak pernah belajar sebagaimana seorang santri. Mengutip petuah bijak Imam Ghazali dalam sebuah kitab panduan bagi santri. Yakni, rajulun laa yadri, wa annahu laa yadri annahu laa yadri (Pemuda yang tidak tahu namun tidak menyadari bahwa dirinya tidak memiliki ilmu)
Menantu Ponpes Taqwal Ilah Meteseh, almarhum KH Syaikhun (salah satu Khalifah dari KH Mushlih untuk tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah) itu juga mengingatkan agar para santri melanggengkan tradisi tirakat.
“Ilmu hanya dengan akal, tidak masuk ke hati. Ilmu untuk masuk ke hati dibutuhkan riyadhah, mujahadah dan tirakat,” tuturnya.
“Memperbanyak tirakat, memperbanyak riyadhah, dan mempersedikit tidur. Sedikitkanlah tidur, kalau ingin menjadi orang alim,” pesan KH Imam
Mantan sekretaris Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah itu juga mengingatkan, bahwa belajar harus tulus dan niat untuk memberantas kebodohan, bukan fokus pada peluang kerja.
“Orang mencari ilmu, jangan karena prospek atau peluang kerjanya. Kalau peluang kerjanya tipis maka semangat belajarnya menjadi loyo,” ujarnya.
Diingatkan pula, bahwa Allah menciptakan makhluk hidup dengan menjamin kelangsungan hidupnya. Hal itu tercantum dalam Al Qur’an pada surat Hud. “Tidak ada makhluk yang diciptakan oleh Allah tanpa rizqinya,” tandasnya.
Sementara pengasuh Ponpes Durrotu Aswaja, KH Agus Ramadhan mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pesantren selama bulan Ramadhan.
“Tadi sore kita adakan santunan untuk anak yatim, disambung dengan pengajian Nuzulul Qur’an malam ini,” ujarnya.
Dikatakan pula, Ponpes Durrotu Aswaja memiliki tradisi sebagaimana pesantren salaf yang mengajarkan kitab kuning selama bulan puasa, juga tetap memiliki jam khusus bagi yang mengambil program hafalan Al Qur’an.