The Voice Kedungpane, Lomba Nyanyi Napi Binaan
SEMARANG[Berlianmedia] – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang menyelenggarakan lomba karaoke bertajuk “The Voice Kedungpane”, untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Indonesia, Kamis (11/08).
Lomba olah vokal yang bertajuk The Voice, meniru ajang pencarian bakat menyanyi atau olah vocal yang diselenggarakan Televisi Swasta Nasional itu, digelar sebagai ajang pencarian bakat seni para narapidana, terutama kemampuan menyanyi, untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77.
Kalapas Semarang Tri Saptono Sambudji mengatakan, gelaran semacam ini diperlukan dalam upaya pembinaan narapidana sebagai salah satu kegiatan rekreasional dan media untuk menyalurkan bakat, minat serta potensi seni tarik suara narapidana.
“Para narapidana ini memiliki keahlian masing-masing dan tidak sedikit dari mereka yang terampil dalam menyanyi, maka dari itu kami fasilitasi dengan ajang perlombaan untuk menyalurkan bakat mereka,” ujarnya.
Para narapidana, lanjutnya, sangat antusias untuk ikuti lomba karaoke ini, ada 50 narapidana terpilih yang merupakan perwakilan dari masing-masing blok hunian saling unjuk kebolehan dalam bernyanyi.
“Jadikan ajang perlombaan ini sebagai hiburan, menang atau kalah tidak menjadi tujuan. Yang terpenting para peserta dapat menampilkan performa terbaiknya,” tuturnya.
Para peserta tampil dengan membawakan lagu wajib berjudul “Tiara” yang dipopulerkan oleh Kriss tahun 1991. Lagu Tiara ini menggambarkan tentang seseorang yang merasa ragu dan tidak memiliki apa-apa karena terkurung di dalam penjara, namun dia tetap semangat berharap Tiara akan tetap menerimanya apa adanya.
Sergio, salah satu napi yang mengikuti lomba menyanyi tersebut mengungkapkan kegembiraannya dapat mengikuti lomba ini.
“Saya senang bisa ikut lomba ini. Selain menyalurkan hobi juga menghilangkan penat sehingga semua beban yang ada terasa lebih ringan,” ungkap terpidana narkoba 5 tahun tersebut.
Penampilan mereka diatas panggung sangat memukau para juri dari mahasiswa magang Universitas Negeri Semarang dan Universitas Katholik Soegijapranata, petugas Lapas dan narapidana lain yang menyaksikan perlombaan tersebut.