Taj Yasin: Penting Penuhi Kebutuhan Zat Besi Sejak Remaja
SEMARANG[Berlianmedia] – Mempersiapkan generasi yang berkualitas di masa mendatang, tidak dimulai ketika seorang perempuan sudah mengandung. Tetapi, dicicil sejak seorang perempuan menginjak usia remaja, dengan memenuhi kebutuhan zat besi agar terhindar dari anemia.
“Sayangnya, belum semua remaja putri paham untuk memenuhi kebutuhan zat besinya,” ujarnya Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam dialog dengan para mahasiswi Universitas Ngudi Waluyo, Selasa (30/8).
Dia menanyakan, apakah mereka mengkonsumsi pil penambah darah yang telah diberikan pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Dengan kompak, sebagian besar dari mereka menjawab “tidak”.
Jawaban mereka kemudian direspon Taj Yasin, dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan zat besi. Kekurangan zat besi yang berlanjut hingga usia dewasa, berisiko lebih tinggi saat mengalami kehamilan. Salah satunya adalah bayi lahir stunting.
Menurutnya, bayi yang terlahir stunting, tumbuh kembangnya mengalami gangguan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Anak yang stunting akan mengalami gangguan perkembangan otak. Pengaruhnya nampak dari kemampuan kognitifnya. Seperti sulit mengingat, dan kesulitan saat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan mental dan otak.
Taj Yasin menuturkan akan menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan dan DP3AP2KB Jawa Tengah, untuk memberikan sosialisasi kepada para remaja putri mengenai pentingnya terhindar dari anemia. Pemerintah bisa menggandeng kalangan pendidikan tinggi seperti Universitas Ngudi Waluyo untuk melakukan sosialisasi ini.
“Tadi saya senang ada salah satu mahasiswi yang maju ke depan, dia mempresentasikan, ternyata minum obat itu untuk menyiapkan kehamilan, menyiapkan generasi penerus. Nah ini yang perlu kita sampaikan. Ternyata mereka masih banyak yang belum tahu. Ini PR kita bersama,” tuturnya
Selama ini, tutur Taj Yasin, pemberian tablet penambah darah sudah dilakukan. Tetapi, tidak bisa dipastikan tablet itu benar-benar dikonsumsi, karena diizinkan dibawa pulang. Maka pada intervensi ke depan, dia meminta agar bisa dipastikan tablet tersebut diminum.
“Kami berharap dengan program-program nanti, kita bisa berkolaborasi dengan sekolah-sekolah. Kita dampangi langsung. Tidak diberikan untuk dibawa pulang, tapi dipastikan bahwa di sekolahan itu bisa diminum,” ujarnya.