Sport Tourism & Sekolah Atlet, Kado Ganjar di Haornas 2022
SURAKARTA[Berlianmedia] – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-39 tahun 2022 ini menjadi momentum dan semangat untuk mencetak atlet-atlet berprestasi. Ia juga mendorong agar setiap daerah mengembangkan sport tourism yang berkelanjutan.
“Tentu ini semangat. Maka saya coba dialog dengan generasi muda, yang punya talenta olahraga, bakat olahraga, atau hobi olahraga. Satu, menjaga kesehatan. Dua, berprestasi. Sekarang prestasi inilah yang coba kita arahkan untuk nantinya bisa menjadi atlet dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih,” tuturnya seusai menghadiri puncak peringatan Haornas ke-39 tahun 2022 tingkat Jawa Tengah di Stadion R Maladi Sriwedari, Kota Surakarta, Jumat (9/9).
Ganjar mengaku senang karena Haornas tahun ini bisa dirayakan secara terbuka karena antusiasme para siswa, atlet, dan masyarakat yang hadir juga memberikan semangat. Apalagi Haornas kali ini bertempat di Solo (Surakarta) yang memiliki sejarah panjang dalam dunia olahraga di Indonesia, mulai dari PON pertama sampai yang terakhir adalah ASEAN Para Games yang menggemparkan.
“Ketika prestasi yang tidak terlalu banyak di bidang olahraga, tiba-tiba ASEAN Para Games menggemparkan dan itu dilaksanakan di Solo. Waktunya sangat pendek dan kita melebihi target yang ada, termasuk juara umum,” katanya.
Untuk mencetak atlet berprestasi itu ia sudah meminta KONI Jawa Tengah untuk membuat sistem informasi olahraga. Sistem itu dapat digunakan untuk talent scouting terhadap anak-anak yang memiliki bakat hebat di bidang olahraga, termasuk mencatat atlet-atlet berprestasi agar mendapatkan perhatian terkait masa depannya, baik sisi ekonomi maupun kesejahteraan.
“Kalau ini terus kita perhatikan, kita bisa melihat target-target event yang akan mereka hadapi. Inilah prestasi yang mulai kita catat, kita perhitungkan, maka jadikan Haornas 2022 momentum untuk mencetak atlet berprestasi,” ujarnya.
Pada peringatan Haornas kal ini Ganjar memberikan penghargaan kepada atlet Jawa Tengah berprestasi, baik tingkat nasional maupun internasional. Mereka adalah Kiromal Katibin (atlet panjat tebing) yang juga pemecah rekor dunia untuk kelas panjat cepat, Safira Dwi Meilani (atlet pencak silat), Suryo Nugroho (atlet para badminton), dan Famini (atlet para atletik).
“Ini penting untuk memperhatikan kawan-kawan atlet kita karena mereka sudah memberikan prestasi, mereka kebanggaan, masak tidak ada reward. Itu yang penting,” katanya.
Dari sisi pembinaan, ia sedang menyiapkan rencana untuk menghidupkan sekolah-sekolah yang bisa menampung atlet-atlet. Sisi regulasi sedang digodok agar semuanya bisa tertampung. Namun secara prinsip semua bisa karena setiap atlet yang punya bakat perlu mendapatkan perlakuan khusus.
“Berbeda dengan yang umum ya. Maka kalau kami melihat apakah di kesenian, di olahraga, apakah di desain, mereka bisa berkompetisi tetapi harus didampingi dalam soal pendidikan. Maka saya terbuka saja sih,” ujarnya.
Ia juga mendorong daerah-daerah di Jawa Tengah untuk membuat dan mengembangkan sport tourism. Regulasi mengenai pengembangan sport tourism di daerah ini juga sedang dirancang oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Provinsi Jawa Tengah.
“Dinporapar saya minta untuk membuat regulasi setidaknya ada tiga kriteria. Apakah melaksanakan terus-menerus minimum tiga tahun berturut-turut, sehingga ini bisa dijadikan kalender event sehingga daerah itu laik untuk dijadikan daerah yang memang berkreasi untuk membuat sport tourism. Kita punya Borobudur Maraton umpama, Magelang siap, mungkin di Solo juga bisa dilakukan,” katanya.
Guna mendorong sport tourism itu, ia memberikan penghargaan kepada lima daerah yang menjadi destinasi unggulan sport tourism, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang.