PSIS Tunduk Lagi Dalam Laga Tandang

PSIS Semarang kembali menelan kekalahan dalam laga away, bertandang ke Stadion Indomilk Arena Laskar Mahesa Jenar dibenamkan Persita dengan skor tipis 1-0.

Dengan kemenangan ini Persita Tangerang sukses memutus rekor buruk kala berjumpa PSIS Semarang, Gol kemenangan Persita dicetak striker asingnya berpaspor Argentina Fergonzi memanfaatkan umpan lambung yang terukur Bae Sin Yeong dari garis tengah pertandingan dan lini pertahanan PSIS cukup teledor untuk mengantisipasi umpan tersebut kemudian dengan sekali kontrol Fergonzi mencatatkan namanya di papan skor.

Laga ini seharusnya bisa menjadi keuntungan buat PSIS Semarang, absennya jendral lini tengah Persita Ezequiel Vidal dan gelandang serang Elisa Basna tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh PSIS Semarang.
Persita yang kehilangan 2 pemain tersebut karena akumulasi kartu mengubah skema permainan yang tidak biasanya dengan memainkan formasi 4-4-2 sedangkan PSIS masih bermain dengan skema false nine (striker bayangan).

Akan tetapi perubahan komposisi pemain inti kembali dilakukan oleh Laskar Mahesa Jenar dengan memainkan Oktafianus menggantikan posisi Wawan Febrianto dan Reza Irfana menggantikan posisi Jonathan Cantillana.

Perubahan ini membuat skema permainan tidak bisa berkembang dan cenderung memainkan pola amburadul tidak seperti sewaktu melawan Persikabo, penempatan posisi pemain kembali “hilang” dan kordinasi antara lini per lini kembali tidak tampak, bahkan screening antara para pemain hampir tidak bisa diharapkan.

Terutama lini belakang yang terlalu riskan karena sering memainkan bola dan membawa bola didaerah sendiri tanpa melihat pergerakan pemain yang lainnya untuk meminta bola, Laskar Mahesa Jenar seakan-akan tidak bisa memecahkan jalan buntu karena determinasi dan pressing dari para pemain Pendekar Cisadane.

Beruntungnya human error dan kontrol bola juga tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Persita Tangerang.
Sering lolosnya Fergonzi dalam beberapa kali juga patut menjadi catatan meski tanpa bermain dengan Vidal, duet Fergonzi dan Ramdhani cukup membuat lini tengah dan lini belakang sering terpaku diam untuk mengawasi pergerakan bahkan untuk membuat pressure pun cenderung “malas”.

Sering naiknya pergerakan bek sayap Toha menjadi opsi permainan Persita Tangerang untuk mengexploitasi sisi kiri lini pertahanan Laskar Mahesa Jenar tetapi kembali proses transisi yang sebenarnya cukup baik saat melawan Persikabo tidak bisa dijalankan melawan Persita.
Persita benar-benar pintar memanfaatkan momentum setiap kali membangun serangan ataupun saat melakukan counter attack, pergerakan Toha yang sering naik membuat lini tengah dan lini belakang melupakan kemampuan Fergonzi yang cukup pintar membuka ruang atau half space.

Hal inilah gol Laskar Cisadane terjadi karena tidak ada pressing kepada lini tengah Persita dan lolosnya Fergonzi dari kepungan 2 bek PSIS Semarang.
Skema permainan PSIS Semarang yang kembali ke setelan pabrik membuat laga yang seharusnya seru dan menarik akhirnya menjadi laga yang membosankan, posisi Marukawa yang sering ke dalam untuk meminta bola lalu saat membangun serangan untuk membuat chances created pun tidak bisa dimaksimalkan pemain lain untuk membuat lini belakang Persita Tangerang kewalahan.

Kurangnya kordinasi dan komunikasi para pemain PSIS Semarang harusnya bisa dibenahi oleh jajaran kepelatihan PSIS Semarang, bahkan sampai pekan 10 cenderung grafik permainan naik turun, bahkan sering turun performanya.

Terlalu fatal memainkan komposisi nama pemain dalam setiap pertandingan juga perlu menjadi catatan, ditambah dengan pola false nine harusnya tidak terlalu mengambil resiko apalagi untuk partai tandang.

Kurang jelinya jajaran kepelatihan dalam menentukan 11 pertama saat akan memulai pertandingan wajib dipertanggung jawabkan, ditambah dengan skema pola membangun serangan hanya melalui bek kanan ataupun Marukawa semoga lekas dibenahi, karena saat kedua pemain itu dead lock ataupun tim lawan sudah mengetahuinya, seharusnya jadi opsi lain melakukan pola serangan.

Screening antar pemain, ataupun mewaspadai pergerakan tanpa bola pemain lawan wajib menjadi catatan khusus, hingga konsentrasi dan fokus saat pertandingan berlangsung juga.
Banyaknya kelemahan dalam PSIS Semarang harus segera dibenahi terutama skema yang benar-benar paten untuk meminimalis absennya Fortes, memainkan skema false nine benar-benar harus bisa memilih pemain yang mumpuni untuk itu.

Memainkan striker bayangan untuk menarik bek lawan maju kemudian memberikan half space kepada pemain lain untuk naik dalam final 3rd lawan harus benar-benar dibenahi, ataupun jika gagal harusnya bisa memainkan strategi opsi pola serangan lain.

Jeda panjang sebelum menghadapi Bhayangkara 2 Oktober mendatang harus bisa dimanfaatkan jajaran kepelatihan untuk menutupi semua kekurangan dan kelemahan tim, dengan materi yang cukup “mewah” dan target juara harusnya bisa berbicara banyak dalam Liga 1 2022/2023 bukan memilih opsi cukup “bertahan” untuk kompetisi musim ini.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *