KH Chalwani: Mbah Sholeh Darat Layak Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

SEMARANG [Berlianmedia] – Ketua Umum Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahluth Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN), KH Ahmad Chalwani Nawawi, menyatakan bahwa KH Muhammad Sholeh bin Umar atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Sholeh Darat, sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Hal tersebut ia sampaikan dalam peringatan Khaul Mbah Sholeh Darat di Kompleks Makam Bergota, Semarang, Rabu (9/4) pagi.

“Murid-murid beliau banyak yang menjadi pahlawan nasional. Mbah Sholeh sangat layak diberi gelar Pahlawan Nasional,” tegasnya.

Mbah Sholeh Darat, seorang ulama sufi kelahiran Purworejo, merupakan guru dari tokoh-tokoh besar seperti KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), hingga RA Kartini yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia.

Tak hanya dikenal di Indonesia, nama Syekh Sholeh As-Samaraniy bahkan masyhur hingga ke Pakistan.

KH Chalwani juga mengungkapkan bahwa RA Kartini pernah meminta Mbah Sholeh Darat untuk menulis kitab tafsir Al-Qur’an. Permintaan itu kemudian diwujudkan dalam Kitab Faidlurrahman, yang menjadi kitab tafsir Al-Qur’an pertama dalam bahasa Jawa dan pertama kali dicetak di Singapura. Kitab ini menjadi tonggak penting perkembangan literasi Islam di Asia Tenggara.

Tak hanya memiliki hubungan spiritual dengan Mbah Sholeh Darat, KH Chalwani juga menuturkan bahwa kakek buyutnya, KH Zarkasi dari Berjan, Purworejo, merupakan salah satu murid beliau.

“Mbah buyut saya belajar syariat kepada Mbah Sholeh Darat, dan mendalami ilmu thariqah dari Mbah Nawawi Banten,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Dr. KH Anasom, M.Hum, menyebutkan bahwa Mbah Sholeh wafat pada tanggal 28 Ramadan dalam penanggalan Hijriyah. Informasi tersebut ia peroleh dari arsip koran Srompet Melayu tahun 1903 Masehi.

Untuk melestarikan warisan keilmuan Mbah Sholeh, PCNU Kota Semarang menggelar pengajian rutin Kitab Karya Mbah Sholeh setiap Jum’at Legi di kompleks makam. Mulai bulan Syawal tahun ini, kegiatan akan bergilir bersama Pondok Pesantren Mbah Sholeh Darat yang berada di Podorejo, Kecamatan Ngaliyan.

“Mulai bulan Syawal ini, pengajian rutin Jum’at Legi ba’da Isya akan dimulai dari sini,” imbuh KH Anasom.

Rangkaian kegiatan Khaul Mbah Sholeh Darat juga dimeriahkan dengan khataman Al-Qur’an oleh santri Ponpes Raudlatul Qur’an Kauman, pengajian umum oleh KH Ahmad Chalwani Nawawi, kirab kitab karya Mbah Sholeh, serta acara Semarang Bersholawat bersama Gus Nurul Huda dan Gus Ichsanudin di Lapangan Garnisun, Kalisari, Semarang Selatan.

Sebagai bentuk penghargaan dan dukungan terhadap pengusulan gelar Pahlawan Nasional, Pemerintah Kota Semarang turut memfasilitasi seminar khusus yang mengangkat kiprah dan perjuangan Mbah Sholeh Darat. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan potensi wisata religi di Kota Semarang.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *