Hari Kebangkitan Nasional, Makna dan Sejarahnya Dalam Perjuangan Menyatukan Bangsa
SEMARANG [Berlianmedia]- Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) memiliki makna akan proses kebangkitan rasa nasionalisme terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka, melalui organisasi-organisasi Pemuda Indonesia, di era kebijakan Politik Etik penjajah Belanda masa itu.
Para cendekiawan dan pemuda saat itu sadar, akan pentingnya persatuan bangsa untuk meraih kebebasan danmerdeka. Mereka berusaha menghapuskan rasa kedaerahan yang menjadi salah satu alasan kegagalan dalam merebut kemerdekaan.
Kesadaran ini bermula, saat Pemerintah Belanda memberlakukan politik etis untuk masyarakat pribumi. Walaupun kebijakan tersebut lebih menguntungkan pihak Belanda, namun hadirnya pribumi terpelajar menjadi tombak awal kemerdekaan Indonesia.
Para cendekiawan muda saat itu sadar akan konsep kebebasan dan demokrasi, hingga menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional akan sebuah kemerdekaan bangsa.
Harkitnas sendiri diperingati tiap tanggal 20 Mei setiap tahun, mengacu pada pendirian organisasi Boedi Oetomo yang digagas oleh Dr. Soetomo pada tanggal 20 Mei 1908, dengan tujuan menjamin kehidupan bangsa, yang ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 16 Desember 1959.
Sedang Boedi Oetomo, merupakan organisasi yang bergerak pada bidang sosial, ekonomi dan politik, yang memiliki dua faktor pendorong dalam pembentukannya, yakni faktor internal dan eksternal.
Faktor internal dari pembentukan Boedi Oetomo adalah karena penderitaan oleh penjajahan, kenangan kejayaan masa lalu serta kemunculan dari kaum intelektual, yang semakin banyak.
Sementara faktor eksternalnya adalah, karena terdapat paham-paham baru di Eropa dan Amerika serta munculnya berbagai gerakan nasional di Asia dan kemenangan Jepang atas Rusia.
Berdirinya Boedi Oetomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, alumni STOVIA. Yang sebelumnya bertemu dengan dr. Sutomo dan Suraji untuk mengemukakan ide-idenya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Setelah pertemuan tersebut dr. Sutomo pun mengadakan pertemuan secara nonformal dengan pelajar-pelajar STOVIA untuk membahas berdirinya organisasi yang bersifat nasional. Pertemuan itu pun membuahkan hasil yang positif, yaitu lahirnya “Perkumpulan Boedi Oetomo”.
Keberadaan Boedi Oetomo sendiri menginspirasi lahirnya organisasi-organisasi lain, yang memperjuangkan kemerdekaan dan menjadikannya simbol kebangkitan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Walaupun sebelumnya telah ada Sarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905, yang merupakan Organisasi yang mencerminkan sebuah persatuan bangsa, karena memang anggotanya berasal dari berbagai daerah.
Disamping dua nama organisasi tersebut, ada pula Indische Partij atau Partai Hindia, Muhammadiyah, Boemi Poetera dan partai-partai politik lain, yang menjadi penggerak perjuangan kemerdekaan.
Dengan munculnya organisasi-organisasi pergerakan tersebut, maka munculah berbagai nama yang menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan, seperti Soekarno, Moh Hatta, Sutan Sjahrir, Mohammad Yamin dan beberapa nama-nama tokoh lainnya.