Fasilitas Latihan Tak Memadai, Atlet Senam Kota Semarang Berhasil Bawa Medali Emas

SEMARANG[Berlianmedia] – Para atlet senam Kota Semarang yang tergabung dalam Persatuan Senam Indonesia (Persani) selama ini belum memiliki fasilitas latihan memadai dan hanya berlatih di venue selayaknya. Namun hebat, mereka tetap mampu menyabet 5 medali emas di kejuaraan Vivace 1st RG International Competition 2022 di Malaysia, pekan lalu.

Ketua Persani Kota Semarang Hamzah Musawa mengakui, hingga kini Kota Semarang memang belum memiliki venue yang layak. Namun hebatnya, mereka mampu menyabet medali emas daalam kejuaraan internasional Vivace 1st RG International Competition 2022 di Malaysia.

“Persani belum memiliki fasilitas latihan yang memadai karena kami belum memiliki tempat latihan sendiri, karena itu sebagai Ketua Persani harus saya sampaikan salut kepada empat pesenam yang meraih medali emas di kejuaraan internasional,” ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, keberhasilan mereka itu mengungguli banyak negara yang sudah memiliki fasilitas latihan jauh lebih komplit dan modern, mengingat Vivace 1st RG International Competition 2022 di Malaysia diikuti oleh sembilan negara maju, di antaranya adalah AS, Rusia, China, Singapura dan tentu tuan rumah Malaysia.

“Tapi ternyata dengan segala keterbatasan, kami mampu berbicara banyak di kancah internasional. Total kami berhasil membawa pulang 5 medali emas dan 3 medali perunggu. Ini sangat membanggakan,” imbuhnya.

Lebih dari itu,lanjutnya, para atlet senam sempat tidak aktif latihan selama 2 tahun karena pendemi dan  tidak ada kejuaraan yang digelar sehingga mempengaruhi mental dan skill para atlet.

“Ternyata mental mereka memang mental juara, di sini kita semua perlu mengapresiasi mereka,” tuturnya.

Ia menambahkan, hasil kejuaraan iti dapat menjadi tolok ukur keberhasilan atletnya dalam menuju Pra Porprov 2022 yang akan digelar Oktober mendatang dan diharapkan menjadi pemicu semangat menghadapi Porprov 2023.

Senada, Ketum KONI Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara mengakui setidaknya ada dua kendala besar yang dihadapi atlet senam.

Yang pertama terkait fasilitas yang memadai dimana pihaknya bersama pemerintah dan stakeholders masih berupaya membangun sport centre untuk menyiapkan sarana latihan yang memadai.

“Sport center untuk senam, ke depan harus dipikirkan bersama oleh stakeholder, pemerintah, karena ini termasuk cabor andalan. Belum ada sport centre saja sudah bisa dapat emas di kejuaraan internasional, bayangkan kalau kita sudah memiliki fasilitas latihan yang memadai, modern dan juga sangat memadai,” imbuhnya.

Kendala lain yang dihadapi atlet, imbuh Arnaz yang juga pernah menjadi Ketua Persani Kota Semarang, adalah belum adanya regulasi yang mengatur para atlet bersekolah.

“Para atlet terutama yang SD dan SMP ini harus memiliki kelonggaran waktu dan kelonggaran latihan agar mereka bisa meraih prestasi setinggi-tingginya,” pungkasnya.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *