Erajaya Group Produksi Perdana Feature Phone Nokia
SEMARANG[Berlianmedia] – Erajaya Group bekerjasama dengan HMD Indonesia (Nokia) mengumumkan produksi perdana ponsel feature phone, ditandai dengan pembuatan produk Feature Phone Nokia 12.000 unit perhari dan akan dipasarkan di seluruh Indonesia.
Ponsel yang diproduksi oleh PT Bangun Teknologi Indonesia (BTI) yang berada Kawasan Industri Candi, Semarang, Jawa Tengah ini diharapkan mampu menekan produk impor, sebagaimana diharapkan oleh pemerintah agar masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri.
“Suatu kebanggaan besar bagi kami dapat mengumumkan produksi perdana ponsel hasil kerjasama Erajaya Group dengan HMD Indonesia, selaku pemegang lisensi Nokia. Ini adalah bentuk nyata dukungan kami pada upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor,” ujar Chief Merchandice & Planning Erajaya Group, Herman Wong, di Semarang, Kamis (11/8).
Deputy CEO Erajaya Hasan Aulia juga merasa terhormat dapat bekerjasama dengan HMD Indonesia di level kolaborasi yang lebih tinggi dalam menghadirkan ponsel besutan anak negeri. Ia berharap inisiatif ini dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat luas, khususnya di Semarang.
Kerja sama ini uga membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan dapat mengentaskan kemiskinan serta perbaikan dalam bidang pendidikan. Selain itu hadirnya proyek strategis ini, lanjutnya, juga akan memfasilitasi transfer teknologi praktis dan tepat guna, yang akan berdampak positif kepada pengembangan industri ponsel di Indonesia.
“Feature phone Nokia dari Erajaya Group akan tersedia di jaringan ritel Erajaya Group dalam waktu dekat”, tuturnya.
Sementara itu Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET), Kementerian Perindustrian RI, Ali Murtopo Simbolon mengapresiasi langkah yang diambil Erajaya Group dan Pemerintah akan terus mendorong pembuatan Feature Phone Nokia di dalam negeri , sehingga tidak perlu impor lagi.
“Kita dorong perusahaan dalam negeri untuk memproduksi Feature Phone. Bahkan industri komponen juga akan kita dorong untuk investasi di dalam negeri, agar kita tidak perlu impor lagi,” ujar Ali.
Kebutuhan Feature Phone di Indonesia, lanjutnya, masih sangat tinggi dan dapat dipenuhi dengan impor. Namun dengan dimulainya produksi Feature Phone Nokia di Semarang, diharapkan produk-produk impor akan berkurang, dan masyarakat akan lebih mencintai produk dalam negeri.