DPRD Jateng Dukung Pagelaran Seni Santri

SRAGEN[Berlianmedia] –
Pertunjukkan kesenian tradisional sebagai ekspresi budaya mempunyai nilai-nilai pendidikan, termasuk pagelaran seni santri yang kini kembali ditampilkan Pondok Pesantren (Ponpes) Walisongo, Kabupaten Sragen di Lapangan Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Minggu malam (28/8).

Pagelaran seni santri yang melibatkan 360 santriawan- santriwati asuhan KH Ma’ruf Islamuddin itu, mengusung tema Pagelaran Seni Santri yang diselenggarakan DPRD Prov Jateng bersama Ponpes Walisongo Angkatan Arsakha Generation dengan menampilkan sebanyak 11 kesenian dalam perhelatan itu.

Hadir dalam acara itu Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Sragen Drs Joko Suratno, Danramil 02/Karangmalang Kapten Inf Suwandi, Camat Karangmalang Ariska, Lurah Plumbungan Laila Yunia, Para Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Sregen dan tamu undangan.

Sebelum pementasan diawali lebih dulu dengan acara dialog Laras Budaya Bersama DPRD Prov Jateng yang menghadirkan nara sumber Anggota Komisi B DPRD Jateng H Mukafi Fadli, Budayawan Moh Bahrul Mustawa dan Pegiat Kesenian Orlando. Dialog dipandu moderator Dendi Ganda dari Trijaya FM.

Mukafi mengatakan
DPRD Jateng akan terus mendorong kesenian tradisional di daerah agar semakin berkembang, hingga dapat dipertahankan dan dilestarikan.

“Saya percaya bahwa seni budaya adalah pilar budi pekerti, sehingga perlu terus dipertahankan. Bagaimana mungkin kita bisa melestarikan, melindungi dan mengembangkan kesenian tradisional, apabila tidak ada pihak yang peduli,” ujar Mukafi.

Menurutnya, perkembangan teknologi dan globalisasi serta arus media digital yang kuat turut mempengaruhi punahnya kesenian tradisional sebagai kearifan lokal. Oleh karena itu, lanjutnya, generasi muda, termasuk santri-santri harus terus ikut melestarikan dan mengembangkan kesenian dan tradisi budaya bangsa.

Dia menambahkan, pagelaran seni santri ini merupakan salah satu momentum untuk menegaskan kembali pentingnya menjaga budaya lokal bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai Pancasila. Berbagai budaya lokal berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan jati diri bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Pagelaran seni santri ini sebelumnya rutin digelar setiap tahun, untuk mendorong aktivitas para seniman Ponpes. Namun dua tahun terakhir sempat terhenti akibat pandemi Covid-19,” tuturnya.
.
Mukafi menuturkan, DPRD Jateng sangat peduli terhadap kesenian tradisional daerah, hingga akan terus didorong agar lebih berkembang ke depan dan tidak tergerus oleh seni budaya modern.

Selain itu, lanjutnya, DPRD Jateng juga berupaya untuk ikut melestarikan dengan mengajak semua pihak, terutama kalangan generasi muda dan santri-santri untuk terus ‘nguri-uri’ kesenian tradisional dan menjaga kelestarian budaya daerah yang merupakan warisan leluhur.

Sementara itu, Budayawan
Moh Bahrul Mustawa
mengatakan kesenian tradisional mempunyai rasa toleransi dan pemersatu bangsa.

Dia menambahkan pertunjukan kesenian memiliki makna positif dan wujud dari Pancasila, nilai yang terkandung dalam kesenian yang sebetulnya luar biasa. Ini merupakan salah satu kekayaan budaya, banyak hal kekayaan yang luar biasa tetapi tidak pernah terpakai.

Moh Bahrul Mustawa
mengapresiasi langkah DPRD Jateng yang terus mendorong para seniman tetap berkreasi dan ikut melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan menggelar pementasan.

“Kesenian tradisional itu sejak dulu sudah menyatu dalam diri ponpes, bahkan untuk menyampaikan pesan-pesan positif banyak dilakukan melalui pagelaran seni santri seperti saat ini,” ujarnya.

Pagelaran seni santri ini, lanjutnya, merupakan yang keenam diselenggarakan Ponpes Walisongo, yang sempat terhenti akibat pandemi.

Kesenian tradisional, tutur Gus Mustawa, kini sudah masuk kurikulum pelajaran Ponpes Walisongo.

Senada Permerhati Seni Orlando menambahkan kesenian tradisional harus tetap hidup, dan berkembang dengan menyesuaikan kemajuan teknologi.

“Kesenian tradisional tetap terus berkreasi dan dilestarikan dengan menggelar pementasan. Bahkan penggemarnya masih banyak. Contohnya Tari Kecak Bali hingga saat ini semakin diminati para wisatawan mancanegara, ” tutur Orlando.

Usai Dialog itu dilanjutkan dengan pegelaran seni santri yang menampilkan 11 kesenian, di antaranya seni tari Nusantara, Perang Majapahit, Stand Up Santri, Seni Leak, Sango Band Puteri, Kabaret Bakul Jamu, tradisional Pantomim, Musik Kolaborasi Nusantara dan lainya.

Pementasan santri-santri Ponpes Walisongo Sragen yang apik itu, berhasil memukau ribuan penonton yang memadati arena Lapangan Plumbungan.

Pertunjukan berbagai kesenian yang tampil secara bergantian dengan dihiasi gemerlap lampu warna warni dan kembang api itu, mendapat sambutan meriah dari para penonton, bahkan mereka bertepuk tangan dan bersorak.

Penampilan kesenian itu semakin larut malam kian seru dan meriah hingga penampilan Musik Kolaborasi Nusantara mengakhiri pagelaran seni santri malam itu.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *