Doa Yang Menghimpun Kebaikan Dunia Akhirat
SEMARANG [Berlianmedia] – Doa adalah senjata seorang mukmin, penghubung langsung antara hamba dengan Rabb-nya. Dalam doa terkandung pengakuan kelemahan manusia sekaligus pengharapan pada kasih sayang Allah. Ada doa yang singkat namun sarat makna, sebagaimana doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada seorang sahabat yang bertanya, “Apa yang harus aku ucapkan dalam doa kepada Tuhanku?” Doa itu mengandung seluruh kebaikan dunia dan akhirat.
Hadis yang mulia itu diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dari Abu Malik dari ayahnya, beliau berkata: ada seseorang mendatangi Rasulullah ﷺ lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku ucapkan saat aku berdoa kepada Rabbku?” Beliau menjawab:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي
“Allāhumma ighfir lī, warḥamnī, wa ‘āfinī, warzuqnī.”
“Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, berilah aku keselamatan dari segala keburukan, dan anugerahkanlah aku rezeki.” (HR. Muslim no. 2697)
Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa empat kalimat doa tersebut telah mencakup seluruh kebaikan dunia dan akhirat. Mari kita renungkan maknanya satu per satu.
Pertama, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي (Ya Allah, ampunilah aku). Inilah permohonan utama seorang hamba, sebab tidak ada kebahagiaan yang hakiki tanpa ampunan Allah. Dosa adalah penghalang turunnya rahmat, penutup pintu rezeki, dan sumber kegelisahan. Dengan ampunan Allah, hati menjadi lapang, jalan hidup terbuka, dan akhirat diselamatkan. Allah ﷻ berfirman:
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Barang siapa mengerjakan kejahatan atau menzalimi dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 110)
Kedua, وَارْحَمْنِي (dan rahmatilah aku). Ampunan saja tidak cukup tanpa rahmat Allah. Dengan rahmat-Nya, manusia memperoleh ketenangan, kasih sayang, dan pertolongan dalam menjalani hidup. Bahkan masuk surga pun bukan semata karena amal, tetapi karena rahmat Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا مِنْكُمُ الْجَنَّةَ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ
“Amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga.” Para sahabat bertanya, “Tidak juga engkau, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, وَعَافِنِي (dan berilah aku keselamatan). Yang dimaksud di sini adalah kesehatan lahir batin, keselamatan dari bala, fitnah, penyakit, dan segala keburukan. Kesehatan adalah nikmat besar yang sering dilupakan. Rasulullah ﷺ bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Keempat, وَارْزُقْنِي (dan anugerahkanlah aku rezeki). Rezeki tidak hanya berupa materi, tetapi juga keberkahan hidup, ilmu yang bermanfaat, keluarga yang saleh, dan sahabat yang baik. Allah ﷻ menjamin rezeki setiap makhluk-Nya:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan tidak ada satu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)
Maka, doa ini menghimpun empat hal pokok: ampunan yang membersihkan dosa, rahmat yang menenteramkan hati, keselamatan yang melindungi dari keburukan, dan rezeki yang menopang kehidupan. Semuanya mencakup kebaikan dunia dan akhirat.
Namun, agar doa diterima, ada adab yang harus diperhatikan. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk memulai doa dengan memuji Allah dengan nama-nama-Nya yang agung, kemudian bershalawat kepada Nabi ﷺ. Allah ﷻ berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
“Hanya milik Allah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu.” (QS. Al-A’raf: 180)
Contohnya dengan mengucap:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
(Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri). Kemudian membaca shalawat, misalnya: اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ. Setelah itu, barulah hamba memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Doa ini, meski singkat, adalah mutiara yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Ia melatih kita untuk meminta hal-hal yang paling penting, bukan sekadar duniawi. Sering kali manusia sibuk memohon sesuatu yang remeh, lupa akan kebutuhan utama: ampunan, rahmat, keselamatan, dan rezeki yang halal lagi berkah.
Mari biasakan doa ini dalam setiap kesempatan: setelah shalat, ketika bangun malam, atau saat hati merasa resah. Jadikan ia bagian dari dzikir harian kita. Sebab doa inilah yang mencakup seluruh kebutuhan, dunia hingga akhirat.
Akhirnya, doa bukan sekadar permintaan, melainkan ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa itu adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi)
Maka, dengan doa ini, seorang hamba bukan hanya memohon, tetapi juga mengakui kelemahan, berharap pada kasih sayang Allah, dan menapaki jalan menuju kebahagiaan sejati.








