BI Jateng Bina 31 Ponpes untuk Kembangkan Halal Value Chain
SEMARANG[Berlianmedia] – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Tengah berkomitmen akan terus menggali potensi usaha Pondok Pesantren (Ponpes) di provinsi ini, setelah sebanyak 31 Ponpes sudah menjadi binaan BI dengan keunggulan masing-masing dalam rangka pembentukan halal value chain.
“Dari jumlah tersebut, potensi pondok pesantren diperdayakan lebih dalam sesuai dengan keunggulan kompetitif masing-masing, mulai dari aspek industri pengolahan makan minum, pertanian dan perkebunan hingga industri kreatif,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, di sela-sela Road to Festival Jateng Syariah (FAJAR), di Semarang, Rabu (31/8).
Pelaksanaan FAJAR (Festival Jawa Tengah Syariah) 2022 ini merupakan kali ketiga yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah sejak 2019. Tema diusung pada tahun ini adalah ‘Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah’.
“Pemilihan tema sejalan peningkatan permintaan pasar produk barang/jasa berlabel halal sehingga perlu didukung oleh ekosistem halal value chain lebih kondusif,” tuturnya.
Menurutnya, Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta stakeholder terkait mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Program tersebut di antaranya penyiapan tenaga pendamping halal, sertifikasi halal bagi rumah potong hewan.
Selain itu, lanjutnya, pada pengembangan modal bisnis melalui fasilitas pendampingan bekerja sama dengan universitas.
“Ada bantuan alat dan mesin kerja ke sejumlah pondok pesantren untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha syariah melalui program sosial,” ujarnya.
Dia melanjutkan, tahun ini fokus pada perkembangan ekosistem mencakup lima sektor prioritas seperti pertanian terintegrasi, halal fashion, halal food, energi baru dan terbarukan serta pariwisata ramah muslim.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maemoen menuturkan, pihaknya sudah menggandeng Baznas, MUI, BPOM dan stakeholder melatih para juru sembelih.
“Kegiatan tersebut sudah meluluskan 100 juru sembelih tersebar halal di 35 kabupaten/ kota,” tuturnya.
Dia juga akan mendorong para penyembelih halal tersebut melatih warga sekitar agar jumlah juru sembelih halal semakin banyak.
Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan secara simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada pondok pesantren, penyerahan Sertifikat Jaminan halal kepada pelaku usaha, penyerahan MoU kerja sama pilot project model bisnis Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) serta launching aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) yang menyediakan informasi destinasi wisata berdasarkan sejarah Mataram Islam dan Mataram Hindu/Budha.