Bangun Manufaktur di Brebes Untuk Tekan Kemiskinan

SEMARANG[Berlianmedia] – Pemprov Jateng mengupayakan pembangunan industri manufaktur di wilayah Barat Jawa Tengah sebagai langkah penurunan kemiskinan.

“Sekarang masih berjalan hanya tidak masuk dalam proyek strategis nasional. Kita mau teruskan itu sebagai proyek swasta saja, karena waktu itu tidak kompetitif dibandingkan yang di Batang,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo seusai menjadi keynote speech puncak acara Forum Perumusan Analisis dan Rekomendasi Kebijakan Jawa Tengah (Pusaka Jateng) di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (3/8).

Dia menjelaskan rencana pembangunan kawasan industri di Brebes tidak lagi menjadi proyek strategis nasional karena kalah kompetitif dengan Batang. Salah satu faktornya adalah banyak makelar tanah yang bermain sehingga harga tanah atau lahan di Brebes melonjak. Padahal kebutuhan kawasan industri di wilayah itu sangat diperlukan untuk menyerap tenaga kerja dan menurunkan kemiskinan.

“Sekarang masih bicara lahan dulu. Maka saya minta dorongan kepada pemerintah daerah, khususnya di Brebes. Bisa tidak mencari lokasi tanah yang harganya tidak terlalu tinggi sehingga menarik untuk investor dan itu bakal menyerap banyak tenaga kerja,” tuturnya.

Kebutuhan industri manufaktur yang berhubungan dengan penurunan kemiskinan juga dikonfirmasi oleh karya dari juara 1 call for paper Forum Pusaka Jateng. Artikel tersebut membahas bagaimana perbandingan angka kemiskinan di wilayah yang memiliki industri manufaktur dan wilayah yang tidak.

“Ini terkonfirmasi oleh juara satu tadi. Di mana ada industri di sana kemiskinan akan turun, begitu. Di mana tidak ada industri ya tidak ada (penurunan kemiskinan),” jelasnya.

Ganjar sempat berdialog dengan Budi dan Zasya yang menulis tentang industri manufaktur di Jawa Tengah. Berdasarkan analisis spasial yang dilakukan, ditemukan adanya ketimpangan mengenai variabel kemiskinan dan pengangguran. Wilayah yang menjadi hotspot pembangunan manufaktur menjadi wilayah dengan kemiskinan rendah sedangkan di wilayah hotspot kemiskinan tinggi tidak ada atau minim pembangunan manufaktur. Misalnya di wilayah Jawa Tengah bagian Barat.

“Brebes, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Cilacap itu areanya. Jadi terkonfirmasi maka kita musti arahkan (pembangunan) ke sana,” ujarnya.

Ia menambahkan, wilayah seperti Jepara dan Grobogan saat ini sedang getol berlomba menarik investor. Menurutnya itu sebagai langkah untuk memangkas jarak agar tidak tertinggal dari daerah lain yang sudah mendapatkan banyak investor.

“Kalau kita lihat Jepara juga Grobogan, mereka berlomba menarik investor. Sebenarnya itu mengkonfirmasi sehingga gapnya nanti tidak ketinggian. Maka betul memang wilayah Barat ini agar (perekonomian) tinggi butuh pengembangan industri di sana,” ujarnya.

Mari Berbagi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *